28 October 2014

Menangislah Karena Allah

Allah Ta’ala berfirman,

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﺫُﻛِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺟِﻠَﺖْ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﺇِﺫَﺍ
ﺗُﻠِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁَﻳَﺎﺗُﻪُ ﺯَﺍﺩَﺗْﻬُﻢْ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ

“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal [8] : 2)

Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini, “Ini adalah sifat orang beriman yang sebenarnya. Yaitu ketika mengingat Allah, hatinya menjadi takut (gemetar). Sehingga dia mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.”
Sufyan Ats Tsauriy mengatakan bahwa
dia mendengar As Sudiy berkata tentang ayat ini, bahwa orang yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang berbuat zholim atau ingin bermaksiat.
Lalu ada yang mengatakan padanya “Bertaqwalah pada Allah.” Maka hatinya takut (gemetar). Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,

ﺃَﻟَﻢْ ﻳَﺄْﻥِ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﻥْ ﺗَﺨْﺸَﻊَ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻟِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk takut hati mereka ketika mengingat
Allah.” (QS. Al Hadid [57] : 16),
yaitu menjadi lembut (tenang) hati orang beriman ketika berdzikir, mendengar nasehat, mendengar Al Qur’an. Akhirnya hati tersebut menjadi memahami, mematuhi, mendengar dan taat ketika mengingat-Nya.

Allah Ta’ala juga berfirman,

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺳَﻤِﻌُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ ﺗَﺮَﻯ ﺃَﻋْﻴُﻨَﻬُﻢْ ﺗَﻔِﻴﺾُ ﻣِﻦَ
ﺍﻟﺪَّﻣْﻊِ ﻣِﻤَّﺎ ﻋَﺮَﻓُﻮﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁَﻣَﻨَّﺎ ﻓَﺎﻛْﺘُﺒْﻨَﺎ ﻣَﻊَ
ﺍﻟﺸَّﺎﻫِﺪِﻳﻦَ
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul
(Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Qur’an) yang telah
mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri). seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam).” (QS. Al Ma’idah [5] : 83)

Abdullah bin Az Zubair mengatakan bahwa ayat ini mengisahkan tentang Raja Najasiy dan pengikutnya.
Orang yang menangis karena takut
kepada Allah Ta’ala, matanya tidak akan tersentuh api neraka.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Ibnu Abbas,

ﻋَﻴْﻨَﺎﻥِ ﻻَ ﺗَﻤَﺴُّﻬُﻤَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﻋَﻴْﻦٌ ﺑَﻜَﺖْ ﻣِﻦْ ﺧَﺸْﻴَﺔِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻴْﻦٌ
ﺑَﺎﺗَﺖْ ﺗَﺤْﺮُﺱُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ

“Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam (begadang) untuk berjaga-jaga (dari serangan musuh) ketika berperang di jalan Allah.” (HR Tirmidzi. Hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalan lainnya-, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1229)

Semoga bermanfaat buat kita semua, Amiiiinnnn.....

Manfaat memeluk buah hati

Sangat disayangkan ada orangtua yang lebih memilih membelikan mainan atau makanan favorit anak untuk
mengekspresikan kasih sayang, padahal memeluk anak beberapa detik saja memiliki efek yang lebih powerful.
Beberapa manfaat memberikan pelukan kepada anak:
1. Sentuhan dan pelukkan dari orang
yang kita sayangi akan mampu untuk
menaikkan dan meningkatkan jumlah
hemoglobin darah. Hemoglobin darah ini
akan bisa meningkat manakala tubuh
diberikan rangsangan dengan dipeluk
dan sentuhan kasih sayang.
Adapun fungsi hemoglobin adalah
membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Bagian tubuh yang memerlukkan oksigen yang cukup adalah jantung dan otak. Makanya ketika anak sedang sakit maka kita bisa memberikan pelukan agar kadar hemoglobinnya meningkat sehingga bisa membantu proses penyembuhan.
2. Ternyata dengan pelukan memiliki banyak manfaat. Terutama pelukan dari orang yang disayangi. 4 kali pelukan terbukti ampuh untuk mengurangi tekanan yang dialami seseorang termasuk anak. 8 kali pelukan akan mampu untuk memulihkan dan menenangkan emosi serta akan bisa memberikan kestabilan emosi
Sedangkan 12 kali pelukan bisa mempengaruhi kondisi psikologi seseorang khususnya anak.Rasa nyaman dan rasa bahagia dari pelukan merupakan faktor yang bisa meningkatkan perkembangan emosi anak dan mental anak.
3. Dengan pelukan akan mampu memberikan ketenangan dan memberikan semangat kembali kepada orang yang sudah putus asa. Selain itu dengan pelukan akan sangat membantu bagi anak yang sedang mengalami kesedihan untuk bergembira lagi dan melupakan kesedihannya.
4. Dengan pelukan akan memberikan stimulasi kepada otak sehingga daya kecerdasan anak akan semakin meningkat. Anak-anak yang rutin dan sering mendapatkan pelukan dari orang tuanya akan lebih siap untuk menunjukkan kemampuannya baik itu di sekolah ataupun ketika anak sedang di rumah.
5. Dengan pelukan akan membantu meningkatkan semangat belajar anak. Sisipkanlah pesan-pesan lembut kepada anak manakala sedang memeluk anak.

So buat kalian orang tua yg sudah punya anak, jangan hanya ketika proses pembuatanya saja yang semangat, tapi juga ketika merawatnya juga,...
Semoga artikel ini berguna, dan jangan lupa bagikan jika bermanfaat.

27 October 2014

PUJILAH ISTRIMU WAHAI SAHABAT

Salah satu yang dilupakan dalam hubungan suami istri adalah saling memuji satu dan lainnya. Istri lupa memuji suami dan suami lupa memuji istrinya. Karena pujian seperti ini bisa membangkitkan hubungan yang mungkin makin redup.

Pujian pada istri adalah bagian dari berbuat maruf yang diperintahkan dalam ayat,

ﻭَﻋَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑ
ِ
“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istri kalian) dengan baik.” (QS. An Nisa’:19).

ﻭَﻟَﻬُﻦَّ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻦَّ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑ
ِ
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al Baqarah:228).

Pujian pada istri tanda baiknya seorang suami padanya. Apalagi melihat perjuangan istri di rumah dengan mendidik anak dan mengurus berbagai urusan rumah tangga seperti mencuci memasak dan memperhatikan kebutuhan suami.

Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻷَﻫْﻠِﻪِ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻷَﻫْﻠِﻰ

“Sebaik-baik kalian adalah yang berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu Majah no. 1977, Ad Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata mengenai surat An Nisa’ ayat 19 diatas,
“Berkatalah yang baik kepada istri
kalian, perbaguslah amalan dan tingkah
laku kalian kepada istri. Berbuat baiklah
sebagai engkau suka jika istri kalian
bertingkah laku demikian.” (Tafsir Al
Qur’an Al ‘Azhim, 3: 400)

Berbuat ma’ruf adalah kalimat yang sifatnya umum, tercakup di dalamnya seluruh hak istri. Lihatlah contoh Nabi kita, beliau memanggil ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sang istri tercinta dengan panggilan Humaira, artinya wahai yang pipinya kemerah-merahan. Karena putihnya ‘Aisyah, jadi pipinya biasa nampak kemerah-merahan.

Dari ‘Aisyah, ia berkata:

ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﺤَﺒَﺸَﺔُ ﺍﻟﻤﺴْﺠِﺪَ ﻳَﻠْﻌَﺒُﻮْﻥَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﻳَﺎ ﺣُﻤَﻴْﺮَﺍﺀ ﺃَﺗُﺤِﺒِّﻴْﻦَ
ﺃَﻥْ ﺗَﻨْﻈُﺮِﻱ

“Orang-orang Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya kemerah merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasai dalam Al Kubro 5: 307).

Lihatlah bagaimana panggilan sayang tetap melekat pada suri tauladan kita yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi bukan kata-kata jelek atau merendahkan yang keluar dari mulut seorang suami.

Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺃَﻥْ ﺗُﻄْﻌِﻤَﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﻃَﻌِﻤْﺖَ ﻭَﺗَﻜْﺴُﻮَﻫَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺍﻛْﺘَﺴَﻴْﺖَ – ﺃَﻭِ
ﺍﻛْﺘَﺴَﺒْﺖَ – ﻭَﻻَ ﺗَﻀْﺮِﺏِ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪَ ﻭَﻻَ ﺗُﻘَﺒِّﺢْ ﻭَﻻَ ﺗَﻬْﺠُﺮْ ﺇِﻻَّ ﻓِﻰ
ﺍﻟْﺒَﻴْﺖ
ِ
“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Pujian dari suami pada istrinya tidak butuh biaya atau ongkos mahal. Yang dibutuhkan adalah ketulusan, keikhlasan dan rasa cinta pada pasangan. Memberi pujian dapat diungkapkan dengan kalimat-kalimat ringan, seperti:
“Masakan istriku tercinta hari ini luar biasa, loh!”
Masa dengan pekerjaan istri yang begitu berat di rumah tidak ada satu pun pujian dari suami yang disematkan untuknya?, walau dengan memuji masakan, sifat rajin dan selalu melayani, atau penampilan cantiknya. Ingatlah bahwa pujian sangat signifikan berpengaruh terhadap perasaan pasangan, khususnya bagi istri yang akan merasa dihargai, dipercayai dan dihormati oleh suaminya. Tanpa pujian atau perhatian, mungkin yang ada hanya kecenderungan untuk saling mencela dan merendahkan pasangan. Semoga dengan kata pujian yang tulus dari hati semakin merekatkan hubungan mesra yang ada..

Jangan lupa untuk memberikan +1 pada artikel ini, dan bagikan jika menurut anda bermanfaat.

26 October 2014

Ikhlas, Dapat Menuntaskan Pekerjaan Melebihi Target!!!

  Pada suatu saat saya kedatangan
seorang teman, pada hari itu mukanya
tampak berseri-seri, nampak ada
tanda-tanda kepuasan dalam dirinya.
Memang pada hari itu tidak seperti
biasanya dia curhat pada saya tentang
suatu apapun, datang dengan muka
masam, buram, seakan ada beban yang
menghimpitnya. Belum sempat saya
bertanya, ternyata teman saya itu
mengawali ceritanya terlebih dahulu.
Bahwa sejak pagi hingga siang dan
petang, ketika berada ditempat kerja
dirinya mau berbenah-benah rumah.
Dimana rumahnya yang baru saja
direhab, peralatan rumahnya banyak
yang berantakan, ada almari pakaian,
almari buku, rak sepatu, rak piring
sampai pada bekas pintu dan jendela dan peralatan-peralatan lainnya.
Dari sekian banyak perlengkapan rumah
yang disimpan dan akan digunakan lagi.
Dia berharap dapat memindahkan almari pakaian atau membongkar papan dan bekas jendela dan pintu yang ditumpuk.

Terasa pekerjaan itu sangat berat,
dimana dalam sehari dia bekerja dan
pulang sampai rumah pukul 17.00 baru
saja istirahat dirumah, harus mandi dan segera berangkat ke musholla untuk
shalat maghrib kemudian dilanjutkan
mengajar anak-anak hingga waktu
shalat Isya’. Selesai shalat Isya’ pulang
ke rumah untuk makan dan bercengkrama dengan keluarga,
walaupun pikirannya terpecah karena
ada dua hal, menyelesaikan salah satu
atau kedua-duanya. Mengajak anak-
anaknya tidak mungkin karena mereka
masih kecil-kecil, mengajak istrinya jugaterasa tidak mungkin, disamping istrinya juga capek seharian telah bekerja dan biasanya istrinya susah untuk bersama-sama bekerja, biasanya ada alasan ini dan itu yang tidak logis.

Dengan perasaan yang terpaksa dan
bekerja yang dipaksakan, dia berupaya
untuk menahan diri untuk tidak banyak
kata, tidak marah dan tidak tergesa-gesa. Dia berupaya menurut
kemampuannya, bila dapat diselesaikan
ya syukur kalau tidak bisa, besok masih
ada waktu. Dalam hati dia meneguhkan,
bahwa sesuatu yang besar itu berawal
dari sesuatu yang kecil. Pekerjaan yang
berat dan besar tidak akan dapat
diselesaikan kalau hanya dipikirkan.
Apalagi hanya marah-marah yang justru akan manghabiskan energy, bahkan kadang bisa menimbulkan penyakit yang sama sekali tidak disangka-sangka. Dengan mengawali membaca
“Bismillahirrahmanirrahim”, dia segera
bergegas berganti pakaian kerja tak
lupa memakai topi. Walaupun waktunya
sudah cukup malam tetapi sekan-akan
waktu pagi hari, dia bersemangat untuk
bekerja, satu pekerjaan berupaya untuk
diselesaikan. Dia mengatakan, pada
waktu itu dia cukup terhibur dimana
ketika sedang membongkar tumpukan
papan jendela dan pintu, ditengah
tengah terdapat cindil tikus, tidak
tanggung-tangung jumlahnya ada
sembilan. Dia berkata “masya-Allah”
pantas saja cepat sekali perkembangannya. Dua minggu lagi dia pasti menjadi anak tikus yang siap
bereaksi menjadi musuh para petani, termasuk ibu rumah tangga, karena sering merusak dan memangsa apapun
yang dapat dimangsa.

Papan, bekas djendela dan pintu satu
persatu diangkat ternyata tidak sampai hitungan jam dapat diselesaikan. Dalam hati dia berkata “ternyata hanya segini”, tidak ada perasaan capek
sedikitpun. Begitu selesai dia segera
membenahi dan membersihkan tempat
sekelilingnya. Dalam hatinya lega
ternyata pekerjaan yang tadinya hanya satu saja dapat diselesaikan ternyata telah siap untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain.

Kaki segera melangkah pada almari
pakaian, satu tumpukan demi tumpukan
pakaian diangkat dan dikeluarkan untuk
selanjutnya ditempatkan pada lantai
yang telah digelar tikar terlebih dahulu.
Setelah pakaian semua dikeluarkan.
Dengan pelan dan pasti dia mengambil
keset lalu diletakkan dua kaki alamari.
Lalu almari didorong, pelan-pelan almari
dapat pindah posisi masuk pada kamar
tidur yang telah disiapkan. Setelah
almari baju bertempat pada posisi yang
dikehendaki, pakaian kembali diangkat
dan dimasukkan kembali ke dalam
alamari. Dua pekerjaan ternyata dapat
diselesaikan, dia berfikir untuk dapat
membersihkan atau mengepel lantai yang terasa benyak debunya. Tanpa berfikir terlalu lama kaki segera malangkah mengambil pel dan pembersih lantai berikut ember berisi air. Ternyata pekerjaan ini dapat diselesaikan.

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, mengapa pekerjaan ini dapat diselesaikan bukan hanya satu atau dua pekerjaan yang dapat dieselesaikan, tetapi tiga pekerjaan secara berturut-turut dapat diselesaikan.
O, begitu, kataku kepadanya. Pantas saja kamu nampak puas dan bahagia. Saya kira kamu baru saja dapat bonus atau rapelan begitu. Dia berkata lagi, “tidak kawan, ternyata kebahagiaan, kepuasan itu kadang tidak karena uang dan tidak dapat diukur dengan uang, apakah ini namanya bekerja dengan ikhlas ya? Itulah bahwa bekerja dengan ikhlas akan membuahkan kepuasan dan kebahagiaan.
Yang berat akan terasa ringan, yang sulit akan terasa mudah. Karena itu seandainya kehidupan ini telah diwarnai
dengan keikhlasan yakin akan penuh dengan ketenangan, kedamaian,
kemakmuran dan kesejahteraan serta
memperoleh ridha dari Allah. Walaupun
sering kali keikhlasan itu harus
dipaksakan, keikhlasan harus
diperjuangkan, dan keikhlasan
memerlukan pengorbanan.

Begitu pula dengan sobat semua, ane mohon keikhlasanya untuk satu klik di sini. Terima kasih.

20 October 2014

Cerita cinta : PENGALAMANKU Part 3 & 4

Oleh : Yuli atin

Cerita sebelumnya
***********^^^********
Ratih & Andin selalu
bersama,berbagi suka dan duka. Tak
ada rahasia diantara keduanya.
Mereka memang mempunyai banyak
perbedaan,tapi mereka satu
kesamaan, penyakit yg mereka
derita. Juga kasih sayang yg ada
diantara keduanya. Andin slalu
menghibur Ratih,begitupun sbaliknya.
"Gak nonton karnaval Din?" Ratih
mengirim pesan singkat ke Andin.
"Lihat. Bentar lagi Tih,masih ada
kerjàan." balas Andin.
"Oke. Aku tunggu ya."
"Oke." balas Andin dengan
tersenyum.

******"""*****

Sesampainya ditempat karnaval Andin
langsung mengirim pesan singkat ke
Ratih. Dia menanyakan dimana Ratih
sekarang.
"Drrtt..." hp Andin bergetar tanda
pesan masuk. "sms dr Ratih." gumam
Andin. "Ha? Dia ada disebelah utara?!
Kembali lagi nich. Mana rame banget
lagi!" gerutu Andin. Setelah berjalan
cukup jauh tapi tak menemukan sosok yg
dicari. "Dimana sich nih anak, susah
banget nyarinya!" kata Andin sambil
mengetik pesan singkat ke Ratih.
"Dimana loe?" begitulah pesannya.
Ratih tak membalas.
"Andin.." panggil Ratih setelah melihat
Andin tak jauh darinya. Andin pun
menoleh.
"Disitu rupanya." kata Andin.
"Ah,loe Tih. Susah banget nyarinya.
Siapa nie?" kata Andin sambil menunjuk
cowok yg ada disamping Ratih.
"Kenalan donk." kata Ratih kemudian.
Tapi Andin tak mengindahkan kata2
Ratih. Dia malah langsung duduk
disamping Ratih. Setelah ngobrol cukup
lama,Andin menanyakan lagi cowok yg
ada disamping Ratih.
"Makanya kenalan." jawab Ratih santai.

To be continued.

Kira2 siapa y,cowok yg brsama
Ratih...??

12 October 2014

Lebih baik untuk tidak mengeluh

  Ngeluh,...  sebuah kata sederhana
yang mungkin jarang kita ucapkan
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung baik
secara sadar maupun tidak sadar.
Beberapa waktu lalu saya berkumpul
dengan teman-teman lama saya.
Seperti biasanya kami membicarakan
mengenai pekerjaan, pasangan hidup,
masa lalu, dan berbagai macam hal
lainnya.

   Setelah pulang saya baru tersadar,
bahwa kami satu sama lain saling
berlomba untuk memamerkan keluhan
kami masing-masing, seolah-olah
siapa yang paling banyak mengeluh
dialah yang paling hebat.
"Bos gue kelewatan masa udah jam 6,
gue masih disuruh lembur, sekalian
aja suruh gue nginep di kantor!"
"Kerjaan gue ditambahin melulu tiap
hari, padahal itu kan bukan "job-des"
gue"
"Anak buah gue memang bego, disuruh
apa-apa salah melulu".
Mungkin kita semua pun melakukan hal tersebut setiap saat tanpa menyadarinya.

Tahukah Anda semakin sering kita
mengeluh, maka semakin sering pula
kita mengalami hal tersebut. Sebagai
contohnya, salah satu teman baik
saya selalu mengeluh mengenai
pekerjaan dia. Sudah beberapa kali dia
pindah kerja dan setiap kali dia bekerja
di tempat yang baru, dia
selalu mengeluhkan mengenai atasan
atau rekan-rekan sekerjanya.
Sebelum dia pindah ke pekerjaan
berikutnya dia selalu ribut dengan
atasan atau rekan sekerjanya. Seperti
yang bisa kita lihat bahwa
terbentuk suatu pola tertentu yang
sudah dapat diprediksi, dia akan
selalu pindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan berikutnya sampai dia
belajar untuk tidak mengeluh.
Mengeluh adalah hal yang sangat
mudah dilakukan dan bagi beberapa
orang, hal ini menjadi suatu kebiasaan
dan parahnya lagi mengeluh
menjadi suatu kebanggaan. Bila Anda
memiliki dua orang teman, yang
pertama selalu berpikiran positif dan
yang kedua selalu mengeluh, Anda
akan lebih senang berhubungan dengan
yang mana? Menjadi seorang yang
pengeluh mungkin bisa mendapatkan
simpati dari teman kita, tetapi
tidak akan membuat kita memiliki lebih
banyak teman dan tidak akan
menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.
Yang menjadi pertanyaan adalah
mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh
karena kita kecewa bahwa realitas yang
terjadi tidak sesuai dengan
harapan kita. Bagaimana kita mengatasi hal ini. Caranya sebenarnya gampang-gampang susah, kita hanya
perlu bersyukur.

Saya percaya bahwa di balik semua hal
yang kita keluhkan PASTI ADA hal
yang dapat kita syukuri.
Sebagai ilustrasi, Anda mengeluh dengan pekerjaan Anda. Tahukah Anda berapa banyak jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia? Sekarang ini
hampir 60% orang pada usia kerja
produktif tidak bekerja, jadi
bersyukurlah Anda masih memiliki
pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda
mengeluh karena disuruh lembur atau
disuruh melakukan kerja ekstra.
Tahukah Anda bahwa sebenarnya
atasan Anda percaya kepada
kemampuan Anda? Kalau Anda tidak mampu tidak mungkin atasan Anda menyuruh Anda lembur atau memberikan pekerjaan
tambahan. Bersyukurlah karena Anda
telah diberikan kepercayaan oleh
Atasan Anda, mungkin dengan Anda
lebih rajin siapa tahu Anda bisa
mendapatkan promosi atau paling tidak
mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru.

Bersyukurlah lebih banyak dan
percayalah hidup Anda akan lebih
mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda
karena Anda terlalu sibuk mengeluh.
Mari Belajar:

1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya
satu kali sehari. Bersyukurlah
atas pekerjaan Anda, kesehatan Anda,
keluarga Anda atau apapun yang
dapat Anda syukuri.
2. Jangan mengeluh bila Anda
menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah
hal berikut ini. Tutuplah mata Anda,
tarik nafas panjang, tahan
sebentar dan kemudian hembuskan
pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata
Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah
bahwa suatu saat nanti Anda akan
bersyukur atas semua yang terjadi pada
saat ini.
3. Anggaplah masalah besar adalah
tanda Tuhan berkehendak menguji Anda
untuk naik tingkat ke level yang lebih
baik (kematangan, kedewasaan,
dll.)
4. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan
mengeluh bila Anda sedang
bersama teman-teman yang sedang
mengeluh dan beri tanggapan yang
positif atau tidak sama sekali.
"Semakin banyak Anda bersyukur
kepada Tuhan atas apa yang Anda
miliki, maka semakin banyak hal yang akan Anda miliki untuk disyukuri."

Wallohu a'lam bisshowab

10 October 2014

Sejarah muadzin pertama Bilal bin Robah

Bilal bin Rabah adalah Seorang Budak
yang Beriman Kepada Allah S.W.T
Bilal bin Rabah (Bahasa Arab ﺑﻼﻝ ﺑﻦ ﺭﺑﺎﺡ) adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia). Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam). Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir.
Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang agung Shalallahu ‘alaihi wasallam mulai
mengumandangkan seruan kalimat
tauhid, Bilal adalah termasuk orang-
orang pertama yang memeluk Islam.
Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah
mendahuluinya memeluk agama baru itu, seperti Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.

Bilal merasakan penganiayaan orang-
orang musyrik yang lebih berat dari
siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah
itu dengan kesabaran yang jarang
sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.
Orang-orang Islam seperti Abu Bakar
dan Ali bin Abu Thalib masih memiliki
keluarga dan suku yang membela
mereka. Akan tetapi, orang-orang yang tertindas (mustadh’afun) dari
kalangan hamba sahaya dan budak itu, tidak memiliki siapa pun, sehingga
orang-orang Quraisy menyiksanya
tanpa belas kasihan. Quraisy ingin
menjadikan penyiksaan atas mereka
sebagai contoh dan pelajaran bagi
setiap orang yang ingin mengikuti
ajaran Muhammad.

Kaum yang tertindas itu disiksa oleh
orang-orang kafir Quraisy yang
berhati sangat kejam dan tak mengenal kasih sayang, seperti Abu Jahal yang telah menodai dirinya dengan membunuh Sumayyah. Ia sempat menghina dan mencaci maki, kemudian menghunjamkan
tombaknya pada perut Sumayyah
hingga menembus punggung, dan gugurlah syuhada pertama dalam sejarah Islam.

Sementara itu, saudara-saudara
seperjuangan Sumayyah, terutama Bilal bin Rabah, terus disiksa oleh Quraisy tanpa henti. Biasanya, apabila matahari tepat di atas ubun-ubun dan padang pasir Mekah berubah menjadi perapian yang begitu menyengat, orang-orang
Quraisy itu mulai membuka pakaian
orang-orang Islam yang tertindas itu,
lalu memakaikan baju besi pada mereka dan membiarkan mereka terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. Tidak cukup sampai di sana, orang-orang Quraisy itu
mencambuk tubuh mereka sambil
memaksa mereka mencaci maki
Muhammad.

Adakalanya, saat siksaan terasa begitu berat dan kekuatan tubuh orang-orang Islam yang tertindas itu semakin lemah untuk menahannya, mereka mengikuti kemauan orang-orang Quraisy yang
menyiksa mereka secara lahir,
sementara hatinya tetap pasrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Bilal, semoga Allah meridhainya. Baginya, penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah dan perjuangan di jalan-Nya.

Orang Quraisy yang paling banyak
menyiksa Bilal adalah Umayyah bin
Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas,
Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad
….“ Mereka semakin meningkatkan
penyiksaannya, namun Bilal tetap
mengatakan, “Ahad, Ahad….”
Mereka memaksa Bilal agar memuji
Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”

Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa
mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras.
Apabila merasa lelah dan bosan
menyiksa, sang tiran, Umayyah bin
Khalaf, mengikat leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya
kepada sejumlah orang tak berbudi dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah1 Mekah. Sementara itu, Bilal menikmati
siksaan yang diterimanya karena
membela ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Ia terus mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad…, Ahad…, Ahad…,
Ahad….” Ia terus mengulang-ulangnya
tanpa merasa bosan dan lelah.

Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu
‘anhu mengajukan penawaran kepada
Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas.
Seusai transaksi, Umayyah berkata
kepada Abu Bakar, “Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya.”
Abu Bakar membalas, “Seandainya
engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya.”

Ketika Abu Bakar memberi tahu
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
bahwa ia telah membeli sekaligus
menyelamatkan Bilal dari cengkeramanpara penyiksanya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu
Bakar, “Kalau begitu, biarkan aku bersekutu denganmu untuk membayarnya, wahai Abu Bakar.” Ash-Shiddiq Rodhiallahu ‘anhu
menjawab, “Aku telah memerdekakannya, wahai Rasulullah.” Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam mengizinkan sahabat sahabat nya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu. Setibanya di
Madinah, Bilal tinggal satu rumah
dengan Abu Bakar dan ‘Amir bin Fihr.
Malangnya, mereka terkena penyakit
demam. Apabila demamnya agak reda, Bilal melantunkan gurindam kerinduan dengan suaranya yang jernih, “Duhai malangnya aku, akankah suatu malam nanti ,Aku bermalam di Fakh dikelilingi pohon idzkhir dan jalil,
Akankah suatu hari nanti aku minum air Mijannah ,Akankah aku melihat lagi
pegunungan Syamah dan Thafil”
Tidak perlu heran, mengapa Bilal begitu mendambakan Mekah dan
perkampungannya; merindukan lembah dan pegunungannya, karena di sanalah ia merasakan nikmatnya iman. Di sanalah ia menikmati segala bentuk siksaan untuk mendapatkan keridhaan Allah. Di sanalah ia berhasil melawan nafsu dan godaan setan.
Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini,
ia mencurahkan segenap perhatiannya
untuk menyertai Nabi sekaligus
kekasihnya, Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam. Bilal selalu mengikuti
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu
bersamanya saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad.

Kebersamaannya dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam ibarat bayangan yang tidak
pernah lepas dari pemiliknya.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam selesai membangun Masjid
Nabawi di Madinah dan menetapkan
azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang
pertama yang mengumandangkan azan
(muazin) dalam sejarah Islam.
Biasanya, setelah mengumandangkan
azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati
hayya ‘alashsholaati…(Mari
melaksanakan shalat, mari meraih
keuntungan….)” Lalu, ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.
Suatu ketika, Najasyi, Raja Habasyah,
menghadiahkan tiga tombak pendek
yang termasuk barang-barang paling
istimewa miliknya kepada Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam mengambil
satu tombak, sementara sisanya
diberikan kepada Ali bin Abu Thalib dan Umar ibnul Khaththab, tapi tidak lama kemudian, beliau memberikan tombak itu kepada Bilal. Sejak saat itu, selama Nabi
hidup, Bilal selalu membawa tombak
pendek itu ke mana-mana. Ia
membawanya dalam kesempatan dua
shalat ‘id (Idul Fitri dan Idul Adha),
dan shalat istisqa’ (mohon turun hujan), dan menancapkannya di hadapan beliau saat melakukan shalat di luar masjid. Bilal menyertai Nabi Shalallahu ‘alaihi
wasallam dalam Perang Badar. Ia
menyaksikan dengan mata kepalanya
sendiri bagaimana Allah memenuhi janji-
Nya dan menolong tentara-Nya. Ia
juga melihat langsung tewasnya para
pembesar Quraisy yang pernah
menyiksanya dengan hebat. Ia melihat Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf tersungkur berkalang tanah ditembus pedang kaum muslimin dan darahnya mengalir deras karena tusukan tombak orang-orang yang mereka siksa dahulu.

Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam menaklukkan kota Mekah,
beliau berjalan di depan pasukan
hijaunya bersama ’sang pengumandang
panggilan langit’, Bilal bin Rabah. Saat
masuk ke Ka’bah, beliau hanya ditemani
oleh tiga orang, yaitu Utsman bin
Thalhah, pembawa kunci Ka’bah,
Usamah bin Zaid, yang dikenal sebagai kekasih Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan putra dari kekasihnya, dan Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.

Shalat Zhuhur tiba. Ribuan orang
berkumpul di sekitar Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam, termasuk
orang-orang Quraisy yang baru masuk
Islam saat itu, baik dengan suka hati
maupun terpaksa. Semuanya
menyaksikan pemandangan yang agung
itu. Pada saat-saat yang sangat
bersejarah itu, Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam memanggil Bilal bin
Rabah agar naik ke atap Ka’bah untuk
mengumandangkan kalimat tauhid dari
sana. Bilal melaksanakan perintah Rasul
Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan
senang hati, lalu mengumandangkan
azan dengan suaranya yang bersih dan jelas.

Ribuan pasang mata memandang ke
arahnya dan ribuan lidah mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya.
Tetapi di sisi lain, orang-orang yang
tidak beriman dengan sepenuh hatinya, tak kuasa memendam hasad di dalam
dada. Mereka merasa kedengkian telah merobek-robek hati mereka.
Saat azan yang dikumandangkan Bilal
sampai pada kalimat, “Asyhadu anna
muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”. Juwairiyah binti Abu Jahal bergumam, “Sungguh, Allah telah mengangkat kedudukanmu. Memang, kami tetap akan shalat, tapi demi Allah,
kami tidak menyukai orang yang telah
membunuh orang-orang yang kami
sayangi.” Maksudnya, adalah ayahnya
yang tewas dalam Perang Badar.
Khalid bin Usaid berkata, “Aku
bersyukur kepada Allah yang telah
memuliakan ayahku dengan tidak
menyaksikan peristiwa hari ini.”
Kebetulan ayahnya meninggal sehari
sebelum Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam masuk ke kota Mekah..
Sementara al-Harits bin Hisyam
berkata, “Sungguh malang nasibku,
mengapa aku tidak mati saja sebelum
melihat Bilal naik ke atas Ka’bah.”
AI-Hakam bin Abu al-’Ash berkata,
“Demi Allah, ini musibah yang sangat
besar. Seorang budak bani Jumah
bersuara di atas bangunan ini
(Ka’bah).”
Sementara Abu Sufyan yang berada
dekat mereka hanya berkata, “Aku
tidak mengatakan apa pun, karena
kalau aku membuat pernyataan, walau
hanya satu kalimat, maka pasti akan
sampai kepada Muhammad bin Abdullah.”

Bilal menjadi muazin tetap selama
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
hidup. Selama itu pula, Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam sangat
menyukai suara yang saat disiksa
dengan siksaan yang begitu berat di
masa lalu, ia melantunkan kata,
“Ahad…, Ahad… (Allah Maha Esa).”
Sesaat setelah Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam mengembuskan nafas
terakhir, waktu shalat tiba. Bilal berdiri untuk mengumandangkan azan, sementara jasad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Saat Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, tiba-tiba suaranya terhenti. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya
lagi. Kaum muslimin yang hadir di sana
tak kuasa menahan tangis, maka
meledaklah suara isak tangis yang
membuat suasana semakin mengharu
biru.

Sejak kepergian Rasulullah Sholallahu
‘alaihi wasallam, Bilal hanya sanggup
mengumandangkan azan selama tiga
hari. Setiap sampai kepada kalimat,
“Asyhadu anna muhammadan
rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah)”, ia
langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum muslimin yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu. Karena itu, Bilal memohon kepada Abu Bakar, yang menggantikan posisi
Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam
sebagai pemimpin, agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi,
karena tidak sanggup melakukannya.
Selain itu, Bilal juga meminta izin
kepadanya untuk keluar dari kota
Madinah dengan alasan berjihad di
jalan Allah dan ikut berperang ke wilayah Syam.

Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu
untuk mengabulkan permohonan Bilal
sekaligus mengizinkannya keluar dari
kota Madinah, namun Bilal mendesaknya seraya berkata, “Jika dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku, tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju kepada-Nya.” Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, aku
benar-benar membelimu untuk Allah, dan aku memerdekakanmu juga karena Allah.”
Bilal menyahut, “Kalau begitu, aku tidak akan pernah mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam wafat.”
Abu Bakar menjawab, “Baiklah, aku
mengabulkannya.” Bilal pergi
meninggalkan Madinah bersama pasukan pertama yang dikirim oleh Abu Bakar. Ia
tinggal di daerah Darayya yang
terletak tidak jauh dari kota Damaskus.

Bilal benar-benar tidak mau
mengumandangkan azan hingga
kedatangan Umar ibnul Khaththab ke
wilayah Syam, yang kembali bertemu
dengan Bilal Rodhiallahu ‘anhu setelah
terpisah cukup lama.
Umar sangat merindukan pertemuan
dengan Bilal dan menaruh rasa hormat begitu besar kepadanya, sehingga jika ada yang menyebut-nyebut nama Abu Bakar ash-Shiddiq di depannya, maka Umar segera menimpali (yang artinya),
“Abu Bakar adalah tuan kita dan telah memerdekakan tuan kita (maksudnya Bilal).”

Dalam kesempatan pertemuan tersebut, sejumlah sahabat mendesak Bilal agar mau mengumandangkan azan di hadapan
al-Faruq Umar ibnul Khaththab. Ketika
suara Bilal yang nyaring itu kembali
terdengar mengumandangkan azan,
Umar tidak sanggup menahan
tangisnya, maka iapun menangis
tersedu-sedu, yang kemudian diikuti oleh
seluruh sahabat yang hadir hingga
janggut mereka basah dengan air mata.
Suara Bilal membangkitkan segenap
kerinduan mereka kepada masa-masa
kehidupan yang dilewati di Madinah
bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam..BiIal, “pengumandang seruan
langit itu."
Menjelang saat-saat kematiannya, pada
saat itu Bilal berada di Damaskus.
Istrinya berkata “Benar-benar suatu
duka.” Tapi Bilal berkata “Tidak.
Katakanlah: Benar-benar kebahagiaan,
karena besok aku akan menemui
Rasulullah S.A.W. dan para sahabat.”
Dapatkah kalian bayangkan, seberapa
besar imannya? Dia sedang sekarat,
tapi malah merasa senang karena
dengan meninggalkan dunia, maka dia
akan bertemu dengan Rasulullah.
Karena Rasulullah S.A.W. bersabda
“Dunia ini adalah penjara bagi orang-
orang yang beriman, dan surga bagi
orang-orang kafir.”
Kenapa dunia menjadi penjara bagi
orang-orang beriman? Karena dunia
menahan mereka dari bertemu Allah dan Rasul-Nya. Dan surga bagi orang- orang kafir karena hanya inilah yang mereka miliki.

06 October 2014

Murtad dalam ucapan, sikap, dan perbuatan

Sebagai seorang muslim, patut kiranya dalam setiap waktu luang, kita melakukan muhasabah atas diri sendiri. Menghitung-hitung kembali segala sikap, tindakan dan ucapan yang pernah kita lakukan selama ini. Sekiranya semuanya itu tidak mengandung hal yang menyebabkan kita tergolong dalam barisan
orang-orang murtad.
Wal iyadhu billah.

Al habib Husain bin Tohir bin Muhammad bin Hasyim Ba Alawi dalam Matan Sulam Taufiq menyebutkan tiga macam pembagian atas
prilaku riddah (murtad). Yakni keyakinan, perbuatan dan ucapan.

Dalam hal sikap hati atau keyakinan,
seseorang dikatakan telah murtad, jika di dalam hatinya terdapat
keraguan atas wujudnya zat Allah Swt. Juga keraguan atas risalah
yang dibawa oleh Rasulallah Saw. Bahwa semuanya tidak berasal
dari Allah Swt. Setiap keraguan itu tidak lain dihembuskan oleh
syetan. dan, hanya bisa ditepis dengan cara mendekatkan diri
kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya.

Dalam hal tindakan, seorang muslim terbilang murtad jika melakukan
segala perbuatan yang, telah disepakati para ulama, hanya dilakukan oleh orang kafir. Seperti
bersujud di hadapan makhluq, baik berupa berhala, pohon, batu,
api, gunung, bintang, bulan, matahari ataupun mahluk-mahluk lainnya. Beliau juga mengingatkan umat Islam semuanya agar senantiasa berhati-hati dalam mengucapkan
sesuatu. Karena, menurut beliau, tak
terhitung banyaknya kalimat yang bisa menjerumuskan pengucapnya pada jurang kemurtadan.Dalam kitab
tersebut, beliau menyebut beberapa
contoh. Antara lain, ucapan “Wahai Kafir!” yang ditujukan kepada seseorang yang jelas-jelas beragama Islam. Maka seketika itu juga pengucapnya dihukumi murtad. Sampai orang itu mencabut kembali
ucapannya dan mengucap dua kalimat
sahadat. Karena dengan ucapan itu dia telah mengafirkan seorang
muslim. Kecuali apabila ucapan tersebut (Wahai Kafir!) dimaksudkan bukan untuk mengafirkan seorang muslim, melainkan sekedar untuk menyatakan bahwa orang itu telah mengkufuri nikmat Allah. Dalam arti tidak mensyukuri segala karunia-Nya. Maka, para ulama telah bersepakat bahwa ucapan tersebut dihukumi Haram. Artinya, pengucapnya mendapatkan dosa. Di samping itu, juga dihukumi murtad orang yang mengucapkan kalimat yang mengandung ungkapan menyepelekan dan menganggap remeh terhadap Asma, Sifat, Perintah, Larangan, Janji dan Ancaman Allah Swt. Seperti ucapan yang mengandung pembangkangan terhadap perintah Allah Swt. Bagitu juga dengan orang yang berkata, “Seandainya Allah Swt memberiku surga, aku tidak akan mau memasukinya!” dengan maksud menyepelakan dan secara terang-terangan menyatakan penghinaan terhadap segala sesuatu yang telah dijanjikan Allah Swt dalam Kitabnya.
Atau ucapan, “Seandainya Allah Swt menyiksaku sebab meninggalkan shalat atau puasa, sedangkan aku dalam keadaan sakit atau tidak mampu mengerjakannya, maka Allah telah berbuat aniaya padaku.”
Pengucapnya dihukumi murtad. Karena dengan kalimat tersebut, berarti si pengucap telah meremehkan ancaman Allah Swt
dalam Alqur’an:
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri . (QS Yunus:33)

Demikian pula segala perkataan yang
mengandung penghinaan, makian dan
kesangsiang terhadap Rasulallah Saw, Malaikat. Juga terhadap Alqur’an, Hadist Mutawatir dan segala produk hukum yang bersumber dari keduanya, baik yang bersifat sunnah, wajib, haram ataupun mubah.

Wallahua’lambisshowab.

Alangkah bahagianya jika pembaca mau untuk klik disini

04 October 2014

KISAH KEHEBATAN SHALAT DHUHA

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
   Melaksanakan Sholat Dhuha Mempermudah Datangnya Rizki,
Sebuah testimoni tentang kehebatan
sholat Dhuha, ikuti kisahnya sebagai
berikut: Lelaki yang akan diceritakan
dibawah ini hanyalah seorang yang
tidak tammat SD. Sekolahnya hanya
kelas 3 SD saja.

Ia pergi ke kota untuk mengadu nasib
sebagai tukang pipa air. Keahlian
sebagai tukang pipa air ini
diperolehnya dari kakak iparnya. Di
kota besar ia berkeliling naik sepeda
angin menawarkan jasanya ke
rumah-rumah. Hal itu ia lakukan
selama dua tahun.

Suatu hari, ketika waktu dhuhur ia
berhenti di sebuah masjid untuk
melakukan sholat. Kebetulan disana
ada pengajian singkat. Dia
mengikutinya. Ceramah yang ia
dengarkan tentang kemuliaan sholat
dhuha. Semenjak itu, ia tidak pernah
meninggalkan sholat dhuha.
Waktu demi waktu, pekerjaan sebagai
tukang pipa air dan sumur bor
semakin hari semakin ramai. Ia
memiliki anak buah. Semakin lama
semakin ia rasakan kemajuan.
Meskipun tenggelam dalam kesibukan
di kota, namun ia tidak pernah
mengabaikan sholat dhuha.
Pada suatu hari ia bertemu dengan
seorang kontraktor perumahan. Ia
mendapat penawaran dari kontraktor
itu untuk membuat 5000 sumur bor.
Mulanya ia ragu-ragu karena tidak
punya modal. Namun setelah
mengeluh kepada Allah setelah sholat
dhuha, ternyata ada jalan lapang
yaitu Kontraktor tersebut berkenan
mambayar uang muka 50 % persen
dari total biaya yang telah
disepakati dan 50 % lagi akan dilunasi
saat sumur bor telah selesai
pengerjaannya.

Proyek selesai dan ia mendapatkan
keuntungan besar.Semenjak itu ia
berkeliling tidak lagi menggunakan
sepeda angin tetapi ia telah dapat
membeli mobil dan rumah. Pekerjaan
cukup diserahkan kepada anak buah.
Dalam kurun 2 tahun, ia menjadi
miyarder. Proyek besar berpihak
kepadanya dengan memenangkan
tender. Hingga suatu hari sebuah
perusahaan rokok terkenal memberi
proyek pengeboran air tanah.
Sebenarnya sudah sepuluh kontraktor
lain telah mencobanya tetapi selalu
gagal.

Mulanya ia ragu menerima tawaran
besar itu, namun akhirnya diserahkan
nasib dan semua urusan kepada Allah.
Ia mengerjakan pekerjaan tersebut.
Sebelum memulai pekerjaan, semua
anak buahnya diminta untuk terlebih
dahulu mengerjakan sholat dhuha.
Hasilnya luar biasa. Setelah
pengeboran berlangsung satu minggu, air tanah yang berkualitas
didapatinya. Pemilik perusahaanpun merasa puas.Tahukan anda berapa ia mendapat pembayaran itu ? Dua lobang sumur bor berikut dengan jaringannya, ia menerima uang sebanyak dua milyar. Pekerjaan itu hanya butuh waktu dua bulan. Subhanallah ... Luar biasa ..
(Dikutip dari Buku :Bertamabah Kaya
Lewat Sholat Dhuha)

sobat sekarang anda memiliki dua
pilihan,...
1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini
2. Membagikan pengetahuan ini
kesemua teman facebookmu dan teman jejaring social lainya, insyallah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu

Semoga kalian mendapat pahala atas kebaikan kalian.

02 October 2014

Sulitkah menjadi wanita Islam?....

   Ada kaum wanita berkata susah
menjadi wanita ISLAM. Lihat saja
perbandingan dibawah ini :

1-Wanita auratnya lebih susah
dijaga dibanding lelaki.
2-Wanita perlu meminta izin dari
suaminya apabila mahu keluar rumah
tetapi tidak sebaliknya.
3-Wanita menerima pusaka atau
warisan kurang dari lelaki.
4-Wanita harus menghadapi
kesusahan mengandung dan
melahirkan anak.
5-Wanita wajib taat kepada
suaminya tetapi suami tak perlu taat
pada isterinya.
6-Talak ada di tangan suami dan
bukan isteri.
7-Wanita kurang beribadah kerana
masalah haid dan nifas yang tidak
dialami lelaki.

PERNAHKAH KITA BERFIKIR
SEBALIKNYA…?
Aurat serta perhiasan wanita adalah
suatu yang sangat mahal dan
berharga…maknanya..Benda yang
mahal harganya akan dijaga dan
dibelai serta disimpan di tempat yang
selamat dan terbaik. Sudah pasti
intan permata tidak akan dibiarkan
berselerak, bukan? Itulah
bandingannya antara seorang
muslimah dengan perrmpuan jalanan.

Satu: Wanita perlu taat kepada
suami, tetapi lelaki pun wajib taat
kepada ibunya 3 kali lebih utama dari
bapanya. Bukankah ibu adalah
seorang wanita?
Dua: Wanita menerima pusaka atau
warisan kurang dari lelaki tetapi
harta itu menjadi milik peribadinya
dan tidak perlu diserahkan kepada
suaminya.Manakala lelaki menerima
pusaka atau warisan, ia akan
menggunakan hartanya untuk isteri
dan anak-anaknya.
Tiga: Wanita perlu bersusah payah
mengandung dan melahirkan anak,
tetapi setiap saat dia didoakan oleh
segala makhluk, malaikat, dan seluruh
makhluk Allah di muka bumi ini, dan
matinya jika saat melahirkan adalah
syahid.
Empat: Di akhirat kelak, seorang
lelaki akan mempertanggungjawabkan
4 wanita ini:Isterinya, ibunya, anak
perempuannya, dan saudara
perempuannya.
Lima: Seorang wanita pula, tanggung
jawab terhadapnya ditanggung oleh
4 orang lelaki ini:Suaminya, ayahnya,
anak lelakinya dan saudara,
lelakinya.
Enam: Seorang wanita boleh
memasuki pintu syurga melalui pintu
mana pun yang disukainya cukup
dengan 4 syarat saja :Solat 5 waktu,
puasa di bulan Ramadhan, taat pada
suaminya dan menjaga
kehormatannya.
Tujuh: Seorang lelaki perlu berjihad
fisabilillah tetapi wanita jika taat
pada suaminya serta menunaikan
tanggungjawabnya kepada ALLAH, ia
akan turut menerima pahala seperti
pahala orang pergi berperang
fisabilillah tanpa perlu mengangkat
senjata.

   MasyaAllah…demikian sayangnya
Allah pada wanita, kan?
Lalu bagaimana menurut anda?... Masih merasa tidak
adil? masih tak mau mejaga aurat??
Sadarilah insan istimewa yang
bernama wanita, bahwa kelembutan
bukan kelemahan, bukan juga
penghinaan dari Allah, bahkan
sebagai hiasan kecantikan, Allah
Maha Adil....

Satu klik saja disini ya, Wahai para wanita sholiha, terima kasih.

Alasan dalam islam tidak boleh tidur larut malam

   Diantara kebiasaan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah,
beliau tidak suka begadang. Jika tidak ada urusan penting –baik tentang dakwah ataupun jihad- maka beliau menyegerakan tidur setelah shalat Isya’ kemudian bangun di
pertengahan malam atau sepertiga
malam untuk shalat tahajjud atau
qiyamullail. Selain memudahkan tahajjud, ternyata kebiasaan tidak tidur terlalu malam juga memiliki banyak manfaat medis yang baru diketahui di zaman modern ini. Sebaliknya, orang yang tidur terlalu malam terancam bahaya kesehatan sebagai berikut:

1. Obesitas
Tidur kurang dari enam jam semalam
akan mengganggu metabolisme tubuh. Akibatnya, tubuh akan lebih cepat menyimpan lemak dan membuat orang cepat gemuk. Selain itu, orang yang seringkali terjaga sampai malam
biasanya suka mengonsumsi makanan
yang kaya lemak, sehingga membuat
mereka lebih cepat bertambah berat
badan.

2. Melemahkan sistem kekebalan tubuh
Sering begadang tak hanya merusak
sel otak melainkan juga
menghancurkan sel darah putih yang
memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Itulah mengapa sering tidur larut
malam akan melemahkan imunitas
tubuh dan membuat orang lebih mudah terserang penyakit.

3. Mengganggu jam biologis tubuh
Ketika seseorang sudah terbiasa tidur larut malam, jam tubuh mereka lama-kelamaan akan menyesuaikan. Dengan begitu, mereka akan lebih sulit untuk tidur lebih awal. Jam tubuh mereka sudah diset untuk tidur larut akibat perubahan jam biologis tersebut.

4. Penyakit jantung
Kebiasaan tidur terlalu malam akan
membuat orang lebih rentan terkena
penyakit jantung. Saat ini penyakit
jantung seringkali dipicu oleh kurang tidur.

5. Diabetes
Tidur larut malam akan mengganggu
keseimbangan hormon dalam tubuh.
Ini bisa memicu intoleransi glukosa
yang berkaitan dengan produksi
insulin dalam tubuh. Jika hal ini
diteruskan, bukan tak mungkin orang
yang suka tidur larut malam akan
lebih rentan terkena diabetes.

6. Stroke
Kebanyakan orang tetap bangun pagi
meski sebelumnya tidur larut malam.
Hal ini membuat mereka hanya
memiliki sedikit waktu beristirahat.
Kurang istirahat bisa memberikan
tekanan pada jantung dan berujung
pada stroke atau serangan jantung.

7. Tekanan darah tinggi
Orang yang kurang tidur biasanya
memiliki tingkat stres yang tinggi.
Hal ini karena fisik dan pikiran
mereka tak mendapat cukup waktu
untuk beristirahat. Akibatnya, stres
yang berkepanjangan cenderung
memicu tekanan darah tinggi yang kronis.

8. sakit kepala
Sering merasa tak nyaman pada
bagian kepala saat bangun terlalu
siang dan tidur malam? Ini adalah
salah satu akibat dari kurang tidur
akibat banyak begadang. sedikit demi
sedikit bagian sel otak akan
mengalami masalah karena Anda tak
cukup istirahat. Selain itu, sebuah
penelitian juga mengungkap bahwa
kurang tidur memiliki efek seperti
benturan pada kepala.

9. Melemahkan saraf
Kurang tidur dan tidur di jam-jam
yang tak wajar akan mempengaruhi
sistem saraf pusat. Akibatnya, sistem
saraf akan semakin lemah, begitu
juga refleks Anda. Tak hanya it,
penelitian juga mengungkap bahwa
jika begadang dijadikan pola hidup
rutin, lama-kelamaan efeknya akan
menumpuk dan bisa mengurangi
harapan hidup Anda.

   Itulah beberapa masalah kesehatan
yang bisa muncul jika Anda terlalu
sering begadang. Jika begadang
memang sebuah kewajiban dan tak
bisa dihindari, sebaiknya barengi
kebiasaan tersebut dengan kebiasaan
lain yang lebih sehat, seperti
mengatur pola makan penuh nutrisi
dan rajin berolahraga.

   Subhanallah... demikianlah hikmah
medis dari salah satu kebiasaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Aisyah radhiyallahu ‘anha
menjelaskan kebiasaan beliau ini:

ﻣَﺎ ﻧَﺎﻡَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀِ
ﻭَﻟَﺎ ﺳَﻬِﺮَ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ
Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah tidur sebelum waktu isya' dan tidak pernah begadang setelahnya. (HR. Ahmad;
shahih).

   Semoga kita dimudahkan untuk
meneladani beliau, dan mendapatkan
banyak manfaat dan hikmah berkat
meneladani beliau. Aamiin Yaa Rabbal
'Aalamiin

Semoga yang klik disini mendapat lindungan Allah SWT, Amiiiiinnnn,....