18 December 2014

Apakah Yang Terjadi Jika Bersentuhan dengan Bukan Mahramnya

Bagi pasangan lelaki dan perempuan yang sedang pacaran atau bertunangan, inilah alasan dan sebab mengapa anda tak perlu bersentuhan dengan bukan mahram atau pasangan masing- masing di luar sana. Lihat TANDA MERAH dalam gambar di bawah.

Kajian menunjukkan bagian berwarna merah adalah peningkatan suhu yang tinggi di kawasan tersebut. Jadi berpegangan tangan, jantung seorang perempuan akan berdegup kencang karena cinta dan kasih sayang. Sedangkan lelaki berdegup di otak dan kemaluan kerana nafsu semata-mata.
Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

ﻷَﻥْ ﻳُﻄْﻌَﻦَ ﻓِﻲ ﺭَﺃْﺱِ ﺭَﺟُﻞٍ ﺑِﻤِﺨْﻴَﻂٍ ﻣِﻦْ ﺣَﺪِﻳﺪٍ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﻤَﺲَّ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻻ ﺗَﺤِﻞُّ ﻟَﻪُ

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari Ibnu Abbas berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya.” (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim).

Di dalam surat An-Nuur:30, Allah berfirman yang artinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’”.
dan didalam surat an nuur : 31 allah berfirman yang artinya :
" Dan katakanlah kepada perempuan perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka, atau bapa mentua mereka, atau anak-anak mereka, atau anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya".

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, :

ﻣَﺎ ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﺃَﺿَﺮَّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ

Tidak pernah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada fitnah para wanita.[HR Al-Bukhari no 5096]

Wallohu a'lam bishowab

Silahkan dishare artikel ini jika menurut sobat bermanfaat.

16 December 2014

Kesulitan itu Datang Karena Allah Menyayangimu

  Hidup itu punya banyak tantangan yang harus kita taklukan. Kadang Allah memang memberikan waktu kepada kita untuk bersedih agar kita tahu seperti apa rasanya bahagia. Kadang Allah memberi waktu kepada kita untuk merasakan kehilangan agar kita tahu artinya syukur saat memiliki.
Allah juga memberi waktu untuk kita merasakan peliknya jalan menemukan pasangan agar kelak kita tak menyia nyiakannya saat kita bertemu dengannya.
  Betapa banyak kisah orang yang kaya raya sejak kecil kemudian bangkrut seketika karena salah jalan, tak mampu bersyukur. Betapa banyak orang yang menyianyiakan pasangannya dengan selingkuh sana sini dan memandang remeh arti pernikahan karena dulu dia begitu disukai dan begitu gampang mendapat pasangan.

   So, bersyukurlah untuk sahabat yang diberi jalan untuk berkorban lebih berdoa lebih dan berikhtiar lebih dan lebih lagi karena pada saat itu sesungguhnya Allah sangat menyayangimu dan tak ingin engkau terlalu terburu-buru.

14 December 2014

Lilin sebagai Cahaya kehidupan

  Apa arti sebuah lilin dalam kehidupan?
Mungkin ini terlalu dipertanyakan. Sebab, lilin hanya sebuah benda kecil.
Kegunaannya baru Nampak ketika lampu listrik di rumah kita padam. Tapi, lilin adalah cahaya. Dan cahaya merupakan sebentuk materi.

Kebalikannya adalah gelap. Yang terakhir ini bukan materi. Ia tidak memiliki daya. Ia adalah keadaan hampa cahaya. Karena itu, meskipun kecil, lilin selalu dapat mengusir gelap.

Allah memisalkan petunjuk dengan cahaya, kesesatan sebagai gelap. Ini mengisyaratkan, pasukan kesesatan tak memiliki sedikitpun daya di depan pasukan cahaya. Ia hadir ketika pasukan cahaya menghilang. Sepanjang sejarah, umat kita mengalami kesesatan ketika ‘roda pergerakan syiar dakwah’ berhenti bergerak.

Disini tersirat sebuah kaidah syiar dakwah. Bahwa gelap yang menyelimuti langit kehidupan kita, sebenarnya dapat diusir dengan mudah, bila kita mau menyalakan lilin syiar ini kembali.

Berhentilah mengikuk gelap. Ia toh tak berwujud dan tak berdaya. Kita tak perlu memanggil matahari untuk mengusirnya. Tidak juga bulan.
Tak ada yang dapat kita selesaikan
dengan kutukan. Sama seperti tak bergunanya, ratapan di depan sebuah bencana. Musibah, jahiliyah, kekalahan yang sekarang merajalela di seantero dunia Islam kita, tak perlu ‘di islah’ dengan kutukan ataupun ratapan. Sebab kedua tindakan itu tidak menunjukan sikap ‘Ijabiyah’ (positif) dalam menghadapi realita. “Adalah lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan”.

Sikap ijabiyah menuntut kita untuk menciptakan kehadiran yang berimbang dengan kehadiran fenomena jahiliyah dalam pentas kehidupan. Ini mungkin tak kita selesaikan dalam sekejap. Tapi sikap mental imani yang paling minimal, yang harus terpatri dalam jiwa kita, adalah membuang keinginan untuk pasrah atau menghindari kenyataan. Kenyataan yang paling buruk sekalipun, tidak boleh
melebihi besarnya kapasitas jiwa dan iman kita untuk menghadapinya.

Disini ada sebuah pengajaran yang agung. Bahwa sudah saatnya kita
membuang kecenderungan meremehkan potensi diri kita. Ketika kita mempersembahkan sebuah amal yang sangat kecil, saat itu kita harus membesarkan jiwa kita dengan mengharap hasil yang memadai. Sebab amal yang kecil itu, selama ia baik, akan mengilhami kita untuk melakukan amal yang lebih besar. Ibnul Qayyim mengatakan, sunnah yang baik, akan mengajak pelakunya melakukan
‘saudara-saudara’ sunnah itu.

Akhirnya, tutuplah matamu dan nyalakan lilin, lalu: “Katakanlah, telah datang kebenaran. Sesungguhnya kebatilan itu pasti sirna”.

Wallahu a'lam bishowab

29 November 2014

Mengapa bayi baru lahir perlu dizakati?..

Zakat fitrah bayi yang baru lahir sekadar menjalankan kewajiban perorangan bagi orangtuanya guna
membantu fakir-miskin.

Zakat fitrah adalah “zakat badan” bukan zakat harta. Artinya, setiap muslim (yang masih bayi sekalipun) tetap dikenakan zakat fitrah. Khusus bagi sang bayi, tentu diwajibkan kepada orang tuanya. Hikmahnya antara lain agar setiap Muslim yang paling miskin
sekalipun, dapat merasakan indahnya kebahagiaan memberi sedekah dan indahnya kebahagiaan bisa berbagi.

Zakat fitrah bertujuan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak berguna dengan untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka dari kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya.

Abu Hurairah RA, Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, dan An-Nasai,meriwayatkan, zakat fitrah itu wajib bagi orang-orang yang merdeka, hamba sahaya, laki-laki, perempuan,anak-anak, dewasa, fakir, atau kaya.Memang, ada juga ulama (seperti Said bin Musayyib dan Hasan Basri) yang berpendapat zakat fitrah itu hanyalah wajib bagi orang yang berpuasa saja,karena tujuan zakat fitrah adalah untuk menyucikan orang yang berpuasa.
Sedangkan bayi tidak butuh disucikan karena ia tidak melakukan dosa.Alasannya, hadis dari Ibnu Abbas riwayat Abu Daud yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw hanya mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan kotor.

Wallahu a’lam.

26 November 2014

Syarat menjalin suatu persahabatan

Assalamualaikum.
Sahabat mywapblog bahwa kita ini
makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri tanpa bantuan dan dukungan
oranglain bahkan tidak mampu
memutuskan hubungan dengan
sahabat-sahabat dengan cara
mengisolasi diri. Memutuskan
hubungan dengan mereka berarti
memenjarakan diri ditempat yang
terasing yang akan menyiksa bhatin
kita sendiri.
Mengasingkan dan menutup diri dari
pergaulan sosial merupakan
tindakkan menyiksa diri. Hidup
dalam kesendirian seakan-akan kita
diasingkan didalam sebuah goa
ditengah hutan belantara. Kita
kehilangan diri kita sendiri hidup
kita jadi tidak berarti.
Kita butuh sahabat, persahabatan dan
persaudaraan. Sebab suksesnya
hidup dan kebahagian hati tidak
lepas dari dukungan sahabat kita.
Sesungguhnya puncak keberhasilan
bukan karena semata-mata jerih
payah kita sendiri akan tetapi
adanya dukungan orang-orang yang
ada didekat kita.
Oleh karena itu islam mengajarkan
begitu pentingnya persahabatan dan
persaudaraan. Kita dianjurkan
menjalin silaturahmi dan menebar
salam. Ini sebagai bukti bahwa islam
tidak boleh mengabaikan hubungan
dalam sosial. Rasululah bersabda,
"Persahabatan dua orang yang
bersaudara ibarat dua buah tangan
yang satu mencuci yang lainnya.
Pada setiap persahabatan dua
mukmin, Allah memberikan
kebaikkan kepada keduanya."
Bagaimanapun, menjalin
persahabatan dan mejalin
silahturahmi adalah merupakan hal
yang utama dalam hidup ini. Sukses
kita karena dukungan orang-orang
yang ada didekat kita, dukungan
sahabat-sahabat, saudara-saudara
dan orang lain.

Persahabatan hendaknya dijalin
dengan niat yang tulus. Jangan
menjalin persahabatan karena ingin
mengambil keuntungan darinya.
Justru yang kita dapat bukan
keuntungan malahan perpisahan
yang menyakitkan. Jika kita jalin
tanpa pamrih akan mendatangkan
keuntungan dan kebahagian. Dia
merasa beruntung karena bersahaat
dengan kita, dan kita pun merasakan
hal yang sama.

Untuk bisa menjalin persahabatan
kita memerlukan akhlak yang mulia,
saling menghargai, memberikan
masukkan, memberikan pertolongan
baik diminta atau tidak, saling
menyayangi dengan tulus.
Interaksi sosial dalam menjalin
persahabatan yang tulus saling
menyayangi dan mencintai sangat
disukai Allah. Sedangkan perpecahan
sangat dibenci olehNya. Allah
berfirman, "Dan berpegang teguhlah
kalian dijalan Allah dan jangan
bercerai-berai."
Dalam menjalin persahabatan
hendaklah berhati-hati dalam
memilih. Tidak semua orang dapat
kita jadikan sahabat. Rasululah
bersabda, "Seseorang akan mengikuti
agama sahabatnya, karena itu,
hendaklah kalian berhati-hati dalam
memilih sahabat."
Orang yang kita pilih menjadi
sahabat hendaknya memiliki budi
pekerti dan karakter yang
bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Manfaat didunia misalnya saling
menolong apa yang dia butuhkan,
saling membantu dalam usaha
(bisnis), atau sekedar persahabatan
yang baik. Manfaat untuk akhirat
misalnya, mendapat ilmu yang
bermanfaat, menjadi motivasi dalam
beribadah kepada Allah, dan
memperingatkan dan menghibur
ketika sedang sedih atau tertimpa
musibah. Ulama salaf berkata,
"Perbanyaklah menjalin
persahabatan dengan orang
mukmin. Sebab orang mukmin
memberi syafaat (pertolongan) dan
kita mungkin mendapat syafaat dari
salah satu sahabat kita." Allah
berfirman, "Dan Dia memperkenankan doa orang-orang mukmin serta mengerjakan amal
shaleh dan menambah pahala
kepada mereka dengan
karuniaNya." Yang dimaksud karunianya disini adalah hak memberikan syafaat (pertolongan) kepada sahabat mereka, sehingga mereka dapat membawa sahabatnya kedalam sorga.

Ada beberapa syarat untuk bisa
menjalin persabatan:
1. Hendaknya sahaba itu menpunyai akal sehat.
Akal sehat syarat yang paling utama dalam menjalinpersahabatan. Jika kita menjalin persahabatan dengan orang dungu atau bodoh tidak mendatangkan manfaat sama sekali malah menyesatkan. Misalnya kita melakukan perbuatan yang buruk atau mengambil keputusan yang ceroboh, sahabat kita menbiarkan saja tanpa peduli sama sekali dan tak tau cara memberi nasehat. Oleh karena itu Ali bin Abu Thalib ra. Berkata, "Jangan mengakrabi sahabat yang bodoh. Jauhilah dia dan dia pun akan menjauhimu. Betapa banyak orang bodoh yang menyakiti orang yang berbudi dalam persahabatannya. Seseorang dipandang dari sahabatnya, bagaimana dia menjalani kehidupannya. Kedekatan sesuatu dengan sesuatu dapat dijadikan
timbangan kemiripan keduanya.
Sebuah qalbu yang dekat dengan
qalbu yang lain merupakan petunjuk
tatkala mereka jumpa."
Sahabat yang dungu atau bodoh bisa mencelakakan kita. Ibarat kita tenggelam dalam air bagaimana mungkin orang yang tidak pandai berenang bisa menolong kita bisa-bisa ikut tenggelam bersama-sama. Oleh karenanya ada seorang penyair berkata, "Aku merasa lebih aman memiliki musuh yang berakal daripada sahabat yang tidak berbudi.
Akal adalah sebuah seni mengetahui
dan lalu mencermati, sementara kegilaan memiliki terlalu banyak seni." Berakal artinya seseorang yang
mempunyai kemampuan memahami
sesuatu dengan apa adanya, baik
terhadap dirinya sendiri maupun penjelasan orang lain.

2. Menjalin persabatan dengan
orang budi pekerti yang luhur.
Betapa banyak orang yang pandai
tapi tidak mempunya etika budi
pekerti yang luhur. Ibarat dia seperti
kancil dan b uaya yang akan
mencelakakan kita. Tidak sedikit
orang yang pandai tapi mata hatinya
buta sehingga dia menjadi kikir, rakus, pengecut dan munafik.

3. Hendaknya jangan menjalin
persahabatan dengan orang fasik.
Sahabat yang fasik akan menenggelamkan kita dalam
kefasikkannya, tidak ada kebaikkan
yang tersembunyi didalam
persahabatannya. Hendaklah takut
kepada Allah dalam melakukan dosa
besar. Persahabatan dengan orang fasik sangat membahayakan kita bisa
membawa kita menjadi orang fasik.

4. Hendaknya tidak menjalin persahabatan dengan orang yang berprilaku buruk.
Bila kita bersahabat dengan orang berprilaku buruk akan berdampak buruk pula bagi kita. Umar bin Khatab ra. Berkata, "Bergaulah dengan sahabat-sahabatmu yang jujur. Hiduplah dalam naungan mereka. Mereka adalah hiasan
disaat bahagia dan bekal disaat
sengsara. Berbuat baiklah dalam
segala urusan sahabatmu. Jauhilah
musuhmu!! Waspadalah terhadap
seluruh sahabatmu kecuali yang
dapat dipercaya, dan tiada yang
dapat dipercaya selain orang yang
takut kepada Allah. Jangan jadikan
orang yang keji sebagai karibmu
sehingga kamu belajar dari kekejiannya !! Jangan beberkan rahasiamu kepada sahabatmu kecuali yang dipercaya Bermusyawarahlah dengan orang
yang takut kepada Allah."
Dalam sebuah riwayat, Al-Qamah
ath-Tharidi menjelang wafat pernah berwasiat kepada putranya, "Wahai anakku, jika engkau ingin menjalin persahabatan, carilah orang yang jika kamu membantunya, dia menjagamu, jika kamu perlu bantuan, dia akan membantumu. Carilah seorang sahabat jika kamu mengulurkan tangan berisi
kebaikkan, ia juga mengulurkan tangan berisi kebaikkan pula, bila melihat kebaikkanmu, dia memperhitungkannya, dan bila dia melihat keburukkanmu, dia
menutupinya. Akrabilah sahabat
yang jika kamu meminta, dia
memberi, bila kamu diam, dia
memulai dan bila kamu tertimpa
musibah, dia tidak segan-segan
memberikan bantuan. Carilah
sahabat yang membenarkan
ucapanmu ketika kamu berbicara
dan mendahulukan pertimbanganmu
ketika kalian berselisih pendapat."

Beberapa kewajiban dalam menjalin
persahabatan:

1. Memberikan bantuan secara
materi.
Dua orang yang bersahabat
diibaratkan dua tangan bukan dua
kaki. Sebab tangan kanan dan kiri
saling menolong untuk satu tujuan.
Begitu juga dua orang sahabat, meski
dua orang tapi bagaikan satu orang.
Jalinan persahabatan menjadi
kompak manakala adanya
kebersamaan. Sama-sama
merasakan suka dan duka.
Tingkat paling rendah dalam
menjalin persahabatan adalah
menolong dia dengan sebatas
kemampuan kita. Misalnya, suatu
ketika dia membutuhkan bantuan,
kita membantunya bila mampu
asalkan tidak melampaui keperluan
kita. Sikap yang baik adalah terlebih
dahulu kita membantu sebelum ia
menyatakan keperluannya. Artinya,
kita memberi sebelum ia meminta.
Tingkat tertinggi dalam menjalin
persahabatan adalah menempatkan
sahabat kita dengan kedudukkan
yang sama dengan diri kita. Kita
merasa puas jika dia memanfaatkan
sesuatu yang kita miliki, misalnya
materi (harta benda) kita.
Persahabatan yang lebih tinggi dari
itu adalah mengutamakan sahabat
daripada diri kita sendiri. Kita
mendahulukan kepentingannya
daripada kepentingan kita sendiri.
Persahabatan paling tinggi ini
membutuhkan pengorbanan diri
terhadap sahabat.

2. Memberikan pertolongan dalam
memenuhi kebutuhannya.
Pertolongan atau bantuan itu kita
berikan tanpa harus diminta terlebih
dahulu. Hendaknya memberikan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan
sahabat dilakukan dengan hati
senang, riang gembira juga
menampakkan sikap syukur. Apabila
sahabatmu meminta memenuhi
kebutuhannya dan kamu tidak
melakukannya, ingatlah dia bisa
melupakanmu. Jika tidak
melakukannya, maka ucapkanlah,
"Allahuakbar, dan bacakanlah ayat
al-An'am 36."
Kelembutan hati dapat diukur
dengan kepeduliannya terhadap
sahabatnya. Kepedulian itu tidak
hanya sebatas memberikan materi,
bisa juga dengan nasehat dan urusan
lainnya. Rasululah bersabda,
"Sesungguhnya Allah mempunyai
kapal-kapal dibumiNya, yaitu hati
kita. Kapal yang paling berharga
bagi Allah adalah kapal paling
bersih, paling kuat, dan paling
lembut, yaitu paling bersih dari dosa,
paling kuat dalam keyakinan, paling
lembut kepada sahabatnya."
Sahabat sejati adalah orang yang
tidak egois, iklas menolong
sahabatnya. Keperluan kita
hendaknya seperti keperluan sahabat
kita. Jangan tunggu dia meminta
atau memohon. Bila kita iklas
melakukannya maka dia
memperlakukan kita hal sama. Dia
tidak pernah segan menasehati kita
jika kita berbuat salah. Bahkan dia
sangat marah jika kita bertindak
bodoh. Al-Hasan berkata, "Sahabat
lebih utama daripada kerabat dan
anak kita. Kerabat mengingatkan
kita kepada dunia, sedangkan
sahabat memperingatkan kita kepada
akhirat. Jika seseorang membantu
sahabatnya hingga batas akhir
kemampuannya, pada hari kiamat
Allah akan mengirimkan malaikat-
malaikat dari bawah singasanaNya
untuk mengiringi ke Surga Firdaus."
Persahabatan memang perlu
perhatian. Jika kita merasa rindu ia
berusaha untuk bertemu. Apabila
lama tidak terdengar kabar, ia
berusaha untuk mengetahui
keadaannya. Rasululah bersabda,
"Ketika seseorang mengunjungi
sahabatnya karena rindu untuk
bertemu, malaikat berseru
dibelakangnya, "Engkau telah
berbuat benar dan engkau
mendapatkan kebaikkan didalam
taman surga." Ibnu Atha'ilah
berkata, "Carilah sahabat-sahabatmu
pada tiga keadaan, bila mereka sakit,
jenguklah, jika mereka sibuk,
bantulah, jika mereka lupa,
ingatkanlah."

3. Menjaga lisan.
Dalam menjalin persahabatan
kadang kita harus diam, dan
berbicara. Lisan kadang-kadang
begitu menyenangkan dan
menyakitkan. Kalau tidak hati bisa
jadi racun yang mematikan tidak
sedikit persahabatan jadi putus
karena lisan.
Diam yang maksud adalah kita tidak
boleh menyebut-nyebut dan
membuka kesalahan sahabat didepan
orang banyak. Jika orang lain
menyalahkan sahabat kita, sebaiknya
berpura-pura tidak mendengar. Jika
ada yang menanyakan keburukkan
sahabat kita, sebaiknya kita pura-
pura tidak tahu.
Bila sahabat sedang berbicara,
hendaknya kita tidak menyangkal
atau berselisih. Kita juga tidak perlu
ikut campur urusan pribadinya. Kita
dituntut untuk menjaga amanah.
Misalnya ia bercerita tentang sebuah
rahasia yang tidak boleh diketahui
siapapun, makanya kita tidak boleh
membicarakanya keorang lain.
Namun jika ada orang yang memuji
sahabat kita sebaiknya kita ikut
memujinya. Jangan
menyembunyikan pujian karena
sama saja kita iri hati kalau kita
menyembunyikanya. Oleh karena
itulah banyak sahabat yang iri hati.

4. Menggunakan lisan berbicara
yang wajar.
Gunakan lisan untuk menyatakan
kasih sayang dan menanyakan
kabarnya dengan ramah. Ketika
sahabat dilanda musibah, sebaiknya
kita menanyakan dan menyatakan
keprihatinan. Tampakkan
kepadanya bahwa kita tidak suka
terhadap penderitaan yang
dialaminya. Sebab persahabatan
yang baik adanya kebersamaan
dalam suka maupun duka. Rasululah
bersabda, "Bila seseorang
diantaramu menyintai sahabatnya,
beritahulah hal itu kepadanya."
Apabila sahabat kita tahu bahwa kita
menyintai dan peduli kepadanya,
maka dia pasti menyintai kita. Dan
jika kita tahu kalau dia menyintai
kita maka cinta kita semakin
bertambah.
Lisan merupakan sarana untuk
menyatakan perasaan.
Manfaatkanlah untuk
menyenangkan sahabat kita.
Misalnya kita menyebut nama
kesayangannya, baik dihadapannya
maupun dihadapan orang lain. Umar
ra. Berkata, "Ada tiga cara untuk
menyatakan cinta persahabatan
yang tulus, yaitu berilah sambutan
hangat saat jumpa, buatlah hatinya
senang dan panggilah nama
kesayangannya."Lisan juga bisa
dipakai untuk memuji sahabat,
terutama sifat-sifatnya yang baik.
Pujian salah satu cara yang paling
efekif untuk menarik kasih sayang.
Sahabat akan senang bila mendapat
pujian. Tetapi ada satu hal yang
harus diingat berilah pujian dengan
hati yang tulus dan ikhlas. Jangan
memuji dengan cara munafik,
melebih-lebihkan dan berbohong
hanya sebagai pemanis bibir.
Imam Gazhali berkata, "tindakkan
yang lebih kuat untuk menarik kasih
sayang sahabat adalah membelanya
saat kehormatannya dihina oleh
orang lain. Persahabatan
membttuhkan kepedulian ketika ada
orang lain menjelek-jelekkan dan
mengunjingnya, kita harus tampil
untuk meluruskan apabila yang
mereka gunjingkan tidak sesuai.
Sungguh sebuah pengkianatan bila
membiarkan kehormatannya
dikoyak-koyak sama artinya tubuh
dicabik-cabik. Betapa kejinya
seorang sahabat yang melihat kita
diserang anjing ganas dan
menyobek-nyobek tubuh kita, namun
ia hanya diam terpaku dan sama
sekali tergerak untuk menolong.
Padahal terkoyaknya kehormatan
lebih berat daripada tubuh yang
tercabik taring anjing."
Membiarkan sahabat dihina orang
dan dicaci maki sama halnya kita
memakan bangkainya. Sukakah kita
memakan bangkai tentu saja kita
tidak suka makan bangkai.
Hendaknya lisan juga digunakan
untuk memberikan nasehat dan
mengajarkan ilmu pengetahuan yang
dia punya kepada sahabatnya.
Misalnya jika kita kaya ilmu
pengetahuan jangan segan-segan
mengajarinya kalau emang dia
membutuhkannya. Kalau kita sudah
mengajarkan dan melatihnya tetapi
belum juga bisa hendaklah kita
menasehati dengan baik. Dengan
demikian antara kita dan dia
bagaikan benda dan bayang-bayang.
As-Syafi'i berkata, "Menegur sahabatmu dalam keadaan sendiri berarti menasehati dan
memperbaikinya. Sedangkan
menegurnya didepan umum berarti
mencemarkan dan mempermalukannya."

5. Memaafkan kesalahan dan kekurangannya.
Setiap kita sebagai makhluk Tuhan
pasti punya kekurangan dan
kesalahan. Mungkin saja sahabat kita
mempunyai kekurangan dan
kelalaian baik dalam agamanya
maupun kewajibannya.
Jika sahabat memiliki kekurangan
dalam agamanya, sering melakukan
maksiat dan pelanggarang, maka kita
tidak boleh membiarkannya. Kita
mempunyai kewajiban untuk
menasehati dan meluruskannya
dengan niat ikhlas mengembalikan
dia kejalan yang benar.
Apabila sahabatmu tetap membandel
tidak berubah setelah diberi
peringatan maka jauhilah dia
bagaimana bisa kamu mengasihinya.
Adakala sahabat itu ada yang
bengkok dan adakala ada yang
lurus. Dan jangan pula menceritakan
kesalahannya ke orang lain.

6. Mendoakan sahabat baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
Sesungguhnya doa kita kepada
sahabat adalah doa untuk kita
sendiri. Rasululah berkata, "jika seseorang berdoa untuk sahabatnya
secara diam-diam, malaikat berkata,
"Hal yang sama bagimu."

7. Adanya kesetiaan dan ketulusan.
Kesetiaan adalah keteguhan hati kita
menyintai dan mengasihi sahabat
kita sampai mati. Hal ini semata-
mata cinta kasih untuk kehidupan
akhirat. Rasululah berkata,
"Diantara tujuh orang yang Allah
berikan naungan diakhirat nanti
adalah orang yang menyintai dan
mengasihi sahabatnya baik bertemu
maupun berpisah." Dalam cinta yang
tulus tidak terbatas menyintai
seseorang yang bersangkutan akan
tetapi menyintai miliknya,
menyintai sahabat-sahabatnya,
menyintai apa yang dicintainya.
Dalam menjalin persahabatan
kesetiaan itu perlu dipertahankan.
Kesetiaan dua sahabat membuat
setan cemburu. Jika diantara mereka
terjadi perpisahan, setan pun
senang. Oleh sebab itu hendaknya
menjalin persahabatan dengan
harmonis penuh kasih sayang, setia,
saling bantu membantu, dan saling
menasehati dalam kebaikkan.

7. Dalam persahabatan yang canggung.
Jangan membuat sahabat kita merasa
cagung dan tidak nyaman. Sebaik
kita buat dia merasa senang dan
nyaman bersama kita dikala dia
bersedih. Jangan pula kita berkata
agar ia juga ikut menanggung dan
merasakan kesedihan kita. Seringkali
seorang sahabat curhat dan
sahabatnya juga turut merasakan
kesedihannya. Padahal sahabat
sejati, jika mendengar kita mengeluh
sedih, ia sendiri justru semakin sedih.
Jangan menuntut sahabat kita ikut
merasakan permasalahan kita. Bila
kita menuntut sahabat-sahabat kita
yang tidak mereka tuntut maka
membuat suatu hal yang
menyakitkan.Bila kita menuntut dari
mereka hal yang sama dengan
mereka tuntut maka akan membuat
hal yang membosankan. Bila kita
tidak menuntut apa-apa dari mereka
maka kita dianggap dermawan.
Al-Junaid berkata, "Jika dua sahabat
menjalin persahabatan karena Allah
dan salah seorang merasa cagung
dan tidak nyaman atau malu kepada
yang lain, pasti ada yang salah pada
salah satunya." persahabatan yang
sejati hendaknya terjalin dengan
wajar dalam setiap pertemuan.
Masing-masing tidak segan atau
canggung menyampaikan
pendapatnya.

Demikian jalinan persahabatan yang
bisa bermanfaat bagi siapa saja baik
pebisnis, politikus, seorang guru, dan
masyarakat awam bila diterapkan
dengan iklas akan bisa mencapai
keberhasilan.Sebagai makhluk sosial
kita tidak terlepas dari bantuan
oranglain. Oleh sebab itulah kita
membutuhkan seorang sahabat agar
bisa mencapai keberhasilan dan
kebahagian.

Kesimpulan:
Dalam menjalin persahabatan kita
memerlukan beberapa syarat dan
kewajiban agar persahabatan
terjalin dengan baik.
Syarat-syarat dalam menjalin
persahabatan:

1. Hendaknya menjalin
persahabatan karena akal sehatnya.
2. Hendaknya tidak menjalin
persahabatan dengan orang fasik.
3. Hendaknya menjalin
persahabatan dengan orang yang
berbudi luhur.
4. Hendaknya jangan menjalin
persahabatan dengan orang prilaku
buruk.

Kewajiban dalam menjalin persahabatan:
1. Membantu sahabat dengan materi.
2. Memberikan pertolongan apa yang dia butuhkan.
3. Menggunakan lisan untuk menesahatinya.
4.menggunakan lisan untuk bicara yang wajar.
5. Memaafkan kesalahan dan
kekurangannya.
6. Mendoakannya baik masih hidup
maupun yang sudah mati.
7. Menjalin persahabatan dengan
kesetiaan dan ketulusan.
8. Berusaha menghilangkan rasa
canggung dan tidak nyaman.

Demikianlah uraian artikel tentang tema persahabatan semoga bermanfaat untuk kita semua. Siapapun kita pasti butuh seorang sahabat, baik dia seorang pebisnis, penulis, politikus, seorang guru, dan masyarakat awam, bila menjalin persahabatan dengan hati ikhlas dan tulus maka semua yang kita inginkan akan berjalan dengan baik.
Memohon atas kekurangan
penulisannya, pepatah mengatakan,
"Tak ada gading yang tak retak, tak
ada segala sesuatu yang sempurna.

Ditulis oleh : ShanisaMukherji dalam kontes persahabatan mwb di kurame blog
wassalammualaikum.

22 November 2014

Empat orang lelaki yg masuk neraka karena wanita

1. AYAHNYA
Bila seorang ayah tidak peduli kpd anak2 perempuannya didunia.
Dia tidak memberikan keperluan agama seperti sholat, mengaji dsb.
Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak menutup Aurat.
Seorang ayah tidak cukup hanya memberi kemewahan dunia saja maka dia akan ditarik oleh anaknya ke neraka.
2. SUAMINYA
Bila seorang suami tidak peduli pada tindak tanduk Istrinya.
Bergaul bebas ditempat kerja, berhias diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram. Apabila suami mendiamkan diri..
walaupun dia seorang Alim (Sholat tidak ditunda, puasa tidak ditinggal) maka dia akan ditarik oleh istrinya ke Neraka.
3. SAUDARA LAKI-LAKINYA (ABANGNYA)
Bila ayahnya sudah tiada, tanggung jawab menjaga maruah wanita jatuh pada saudara Laki-lakinya (Abangnya).
Kalau mereka hanya pentingkan keluarganya saja dan adik perempuannya dibiarkan melenceng dari ajaran Islam, tunggulah tarikan adiknya ke Neraka.
4. ANAK LAKI-LAKINYA
Bila tidak menasehati ibunya tentang kelakuan yang haram dari islam, maka anak itu akan dimintai pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak... maka nantikanlah tarikan Ibunya ke Neraka.

Betapa hebatnya tarikan wanita, bukan saja didunia bahkan di Akhirat, Tarikannya begitu kuat..
Maka kaum lelaki yang bergelar Ayah,Suami, Abang lebih baiknya memainkan peranan yang sebenarnya.

Seperti Firman ﺍَﻟﻠّﻪُ Subhanahu Wa Ta'aala :
Lelaki itu pemimpin diatas wanita.
(QS. An-Nisaa : 34)
Wahai para wanita kasihanilah ayah anda,suami anda, saudara laki-laki anda serta anak-anak laki2 anda..
Kasihanilah dirimu dengan Jalankan
Perintah ﺍَﻟﻠّﻪُ Subhanahu Wa Ta'aala

Untuk Para Muslimah
~ Semoga Hijab menjadi Pakaianmu
~ Semoga Kesucian menjadi Amalanmu
~ Semoga kesopanan menjadi Pribadimu

Amiiiinnnnn.....

15 November 2014

KEUTAMAAN IBADAH UMROH

Kita sebagai insan manusia yang terlahir dan mengalir darah Islami, pasti menginginkan atau mendambakan pergi ke tanah suci. Di tempat itu, kita bisa melaksanakan dua ibadah suci yang menjadi tujuan umat Islam, yaitu ibadah Haji dan Umroh. Dan untuk pelaksanaan kegiatan Umroh, bisa kita lakukan pada tiap bulan. Namun untuk Haji, kita hanya bisa melaksanakan pada bulan tertentu saja, yaitu pada bulan Dhzulhijjah. Dan Umroh itu sendiri memiliki beberapa keutamaan, antara lain:
1. Ibadah Umroh merupakan ibadah Jihat di jalan Allah SWT.
Pada suatu ketika Aisyah berkata pada Rasullahlah SAW:
“Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah no. 2901, hadits
ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al
Albani).
2. Dapat Menghapus Dosa Diantara Dua
Umroh.
Rasullah SAW Bersabda (Dari Abu Hurairah ): “Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR.Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349).
3. Umroh Dapat Menghilangkan Kefakiran dan Menghapus Dosa.
Rasullah SWA Bersabda (Dari Abdullah):
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih).

Ibadah mulia ini pun dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat baik tatkala beliau shallallahu‘alaihi wa sallam masih hidup atau pun ketika sudah tiada. Ini pun menunjukkan kemuliaan ibadah tersebut.
Semoga Allah mudahkan kita melakukan ibadah yang mulia ini..aamiin. Wallahu waliyyut taufiq Yang menuliskan amin di kolom komentar, semoga bisa segera pergi ke makkah mukarromah!! Ammiiiinnnn,....

11 November 2014

SEORANG GADIS PUNYA HAK MENOLAK KETIKA DIJODOHKAN

  Ayah yang bijak adalah menentukan pilihan anaknya bukan memilih ketentuannya sendiri
Diriwayatkan, suatu ketika pernah ada seorang perempuan datang kepada Nabi lalu berkata,
Wahai Rasulullah, sesungguhnya ayahku hendak menikahkanku dengan seseorang yang aku tidak menyukainya.
Lalu Nabi berkata kepadanya, “Perkenankan ayahmu melakukan kehendaknya.
Dia menjawab, “Saya tidak menyukai.” Nabi berkata lagi, “Perkenankan apa yang dilakukan ayahmu.”

Demikian secara berulang-ulang terjadi Tanya jawab antara Nabi dengan perempuan tersebut. Ketika perempuan itu bersikeras menolak, akhirnya Nabi berkata:
ﺍﻥ ﻟﻚ ﺍﻥ ﺗﺮﻓﻀﻲ
“Sesungguhnya engkau punya hak untuk menolak”

Kemudian Nabi memerintahkan si ayah membiarkan anak gadisnya itu menuruti kehendaknya. Pada waktu itu si gadis berkata, “Aku perkenankan apa yang dilakukan ayahku, tetapi aku ingin para ayah mengetahui bahwa mereka tidak mempunyai kekuasaan apa-apa mengenai urusan (pernikahan) anak perempuan mereka”.

Hadits di atas menceritakan tentang seorang perempuan dan ayahnya yang sama-sama memiliki kehendak. Perempuan itu berkehendak untuk memilih cinta sesuai kehendak hatinya. Sementara ayahnya berkehendak agar anaknya menikah dengan laki-laki yang menjadi pilihannya. Memang sulit bahkan mustahil menentukan pilihan yang sama-sama berkehendak, apalagi kehendak cinta yang berlawanan dengan kehendak orang tua. Begitulah tradisi yang sering kali terjadi dalam percintaan, khususnya percintaan ala Siti Nurbaya. Islam menyuruh mempertimbangkan pendapat pihak perempuan, dan janganlah dia dipaksa menikah dengan orang yang tidak disukainya, walaupun dia masih gadis. Sebab, gadis itu harus dimintai izinnya (untuk dinikahkan) dan izinnya ialah jika dia diam, selama hal itu merupakan indikasi kerelaannya. Nabi pernah membatalkan pernikahan seorang perempuan yang dipaksa nikah dengan seseorang yang tidak disukainya.

Jadi, si perempuan wajib diajak musyawarah, dimintai kerelaannya, dan perlu diketahui pendapatnya, baik secara terang-terangan maupun dengan melihat indikasinya.
Demi mewujudkan rumah tangga yang mawadda wa rahmah, seharusnya (barang kali sewajibnya) orang tua atau wali memperhatikan kemauan dan keinginan anak-anak perempuannya.
Janganlah si ayah membuang perasaan dan keinginan anaknya dan menjadikannya amplop kosong tak berisi, lalu mengawinkannya dengan siapa yang saja yang dipilihnya sehingga si anak memasuki kehidupan rumah tangga dengan terpaksa. Karena si anak itulah kelak yang akan menjalani hidup dengan suaminya, bukan si ayah. Tetapi ini tidak berarti bahwa antara pemuda dan si gadis harus sudah ada hubungan cinta sebelum terjadinya perkawinan, namun paling tidak harus ada kerelaan hati. Karena itu, Islam memerintahkan ta’aruf (saling mengenal) terlebih dahulu sebelum terjadi akad. Rasulullah bersada:
ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺃَﺣْﺮَﻯ ﺃَﻥْ ﻳُﺆْﺩَﻡَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻤَﺎ
“Karena yang demikian itu (ta’aruf) lebih patut dapat mengekalkan kalian berdua ”

Ada beberapa kriteria Seorang gadis Tidak perlu dijodohkan :

1. Gadis yang sudah dewasa.
Gadis yang seperti ini biasanya sudah mampu memilih mana yang baik dan buruk untuk menentukan masa depannya, termasuk masa depan keluarganya sendiri.
2. Gadis yang sudah berpendidikan.
Gadis seperti ini, selain dia dewasa, pasti dia sudah memiliki bekal yang matang untuk menentukan masa depan keluarganya.
3. Gadis yang sudah memiliki karier.
Gadis seperti biasanya lebih matang dalam memilih pasangan hidup untuk memabngun masa depan keluarganya.

Bagi seorang ayah yang memiliki anak perempuan yang berkriteria di atas tidak sepantasnya menjodohkan anak perempuan tersebut. Apalagi dengan cara tidak mempertimbangkan pendapatnya. Ayah yang bijak adalah menentukan pilihan anaknya bukan memilih ketentuannya sendiri.

Wallohu a'lam bisshowab...

06 November 2014

Kisah Seorang Ibu dan Menantu Shalehah

Seorang ibu dengan mata berbinar-binar bertutur kepada menantu wanitanya yang baru saja menjalani masa-masa indah bulan madu:
“Ananda, engkau telah mampu menjadikan anak lelakiku sebagai orang yang rutin menunaikan sholat di masjid.Engkau berhasil melakukannya dalam waktu 30 hari saja. Namun aku tak berhasil melakukan hal yang sama dalam rentang waktu 25 tahun.
Buliran air mata sang ibu pun mengalir sejuk menulusuri dan membasahi pipinya.
Menantu shalehah itu pun berujar:
“Wahai ibunda, apakah bunda pernah
mendengar kisah sebuah batu besar dan harta karun?”
“Dikisahkan,” lanjut sang menantu,...
“bahwa ada sebuah batu besar yang menghalangi jalan umum para penduduk. Datanglah seorang pemuda ingin menyingkirkannya dengan cara memecahkannya. Dengan sebuah kapak pemecah batu dia berusaha melakukannya hingga tibalah pada pukulan dan hentakan ke-99. Ia pun merasa lelah dan beristirahat. Lalu datanglah pemuda lain untuk membantunya. Sepakatlah keduanya untuk bekerja sama hingga batu tersebut pecah menjadi beberapa keping tepat pada pukulan ke-100.
Ternyata di bawahnya terdapat lubang yang menampung harta karun berupa emas. Karena keduanya memperebutkan harta karun tersebut, keduanya pun menemui seorang hakim untuk menyelesaikan urusan ini.
Pemuda pertama berkata kepada sang hakim:
“Berikanlah aku sebagian besar harta karun ini. Aku telah berusaha
memecahkan batu besar hingga pukulan ke-99 hingga aku beristirahat.
Pemuda kedua menuturkan tak mau kalah:
“Semuanya untukku. Karena akulah batu itu terpecahkan.
Sang hakim yang arif lagi bijak itu pun berujar kepada pemuda pertama:
“Ini untukmu 99 bagian harta karun. Kalau tak ada 1 pukulan terakhir maka batu tak akan pecah.
Kepada pemuda kedua, beliau menuturkan:
“Ini untukmu satu bagian hartu karun. Kalau tak ada 99 pukulan pertama maka batu tak akan pecah.””
Setelah mengisahkan ini, sang menantu shalehah tersebut kembali berujar:
“Bunda, betapa banyak upaya yang telah bunda lakukan dan usahakan namun belum berhasil seutuhnya. Allah menghendaki bahwa orang lain lah yang menyempurnakan apa yang bunda awali. (Kalau bukan karena Allah) lalu apa yang bunda awali pertama kali beberapa tahun lalu maka tak sempurna apa yang bunda lihat kini.”

Subhanallah, Artikel boleh dibagikan kawan, boleh juga dicopaz, tapi sertakan link artikel ini.

04 November 2014

Jilbab adalah penolong mu wahai muslimah

  Ya Memang Benar.. Berjilbab belum tentu baik imannya. Akan tetapi wanita yang baik iman sudah pasti berjilbab bukan?
Juga Benar.. Menutup aurat bukan jaminan nggak pernah berbuat dosa. Akan tetapi menutup aurat sudah pasti dapat mengurangi dosa.
Minimal telah menggugurkan dosa kewajiban menutup aurat.! Benar lagi bukan?...
Berjilbab nggak jaminan selalu dekat dengan Allah. Akan tetapi yang pasti ia ingin mendekat kepada Allah.

"MENDING NGGAK BERJILBAB KALAU KELAKUAN MASIH PENUH MAKSIAT!"
Nah.. Ini kalimat yang menyesatkan Serupa dengan ajakan setan. Yang baik diperlihatkan jelek. Yang jelek diperlihatkan baik.

Berjilbab itu adalah untuk memperjelas jati diri. Melindungi kehormatan dan kemuliaan yang tak akan terganti Kelak. Jibab menentukan pasangan hidupmu.
Karena wanita yang taat sangat berhak punya pendamping yang taat. Itu janji Allah.
Bukan hanya pemanis kata-kata tanpa makna.. Jilbab itu adalah penjaga diri bagi lelaki yang jahat. Dan jilbab adalah perhiasan terindah bagi lelaki yang taat.
Kenapa mesti berjilbab? Karena itu adalah perintah-Nya.
Karena itu akan melindungi wanita dari lelaki yang suka maksiat..
Subhanallah...
Dan aku bangga kekasih ku mau berjilbab untuk kehormatanya, agamanya, dan untuk ku jg tentunya,....

Semoga yang mengucapkan Aamiin di kolom komentar segera mendapatkan hidayah-Nya, dan di akhirat kelak bisa masuk surga firdaus tanpa hisab. Aamiin

Artikel ini boleh dibagikan ulang, tapi sertakan link artikel ini yaaaaa,...

28 October 2014

Menangislah Karena Allah

Allah Ta’ala berfirman,

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﺫُﻛِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺟِﻠَﺖْ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﺇِﺫَﺍ
ﺗُﻠِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁَﻳَﺎﺗُﻪُ ﺯَﺍﺩَﺗْﻬُﻢْ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ

“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal [8] : 2)

Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini, “Ini adalah sifat orang beriman yang sebenarnya. Yaitu ketika mengingat Allah, hatinya menjadi takut (gemetar). Sehingga dia mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.”
Sufyan Ats Tsauriy mengatakan bahwa
dia mendengar As Sudiy berkata tentang ayat ini, bahwa orang yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang berbuat zholim atau ingin bermaksiat.
Lalu ada yang mengatakan padanya “Bertaqwalah pada Allah.” Maka hatinya takut (gemetar). Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,

ﺃَﻟَﻢْ ﻳَﺄْﻥِ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﻥْ ﺗَﺨْﺸَﻊَ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻟِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk takut hati mereka ketika mengingat
Allah.” (QS. Al Hadid [57] : 16),
yaitu menjadi lembut (tenang) hati orang beriman ketika berdzikir, mendengar nasehat, mendengar Al Qur’an. Akhirnya hati tersebut menjadi memahami, mematuhi, mendengar dan taat ketika mengingat-Nya.

Allah Ta’ala juga berfirman,

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺳَﻤِﻌُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ ﺗَﺮَﻯ ﺃَﻋْﻴُﻨَﻬُﻢْ ﺗَﻔِﻴﺾُ ﻣِﻦَ
ﺍﻟﺪَّﻣْﻊِ ﻣِﻤَّﺎ ﻋَﺮَﻓُﻮﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁَﻣَﻨَّﺎ ﻓَﺎﻛْﺘُﺒْﻨَﺎ ﻣَﻊَ
ﺍﻟﺸَّﺎﻫِﺪِﻳﻦَ
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul
(Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Qur’an) yang telah
mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri). seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam).” (QS. Al Ma’idah [5] : 83)

Abdullah bin Az Zubair mengatakan bahwa ayat ini mengisahkan tentang Raja Najasiy dan pengikutnya.
Orang yang menangis karena takut
kepada Allah Ta’ala, matanya tidak akan tersentuh api neraka.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Ibnu Abbas,

ﻋَﻴْﻨَﺎﻥِ ﻻَ ﺗَﻤَﺴُّﻬُﻤَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﻋَﻴْﻦٌ ﺑَﻜَﺖْ ﻣِﻦْ ﺧَﺸْﻴَﺔِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻴْﻦٌ
ﺑَﺎﺗَﺖْ ﺗَﺤْﺮُﺱُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ

“Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam (begadang) untuk berjaga-jaga (dari serangan musuh) ketika berperang di jalan Allah.” (HR Tirmidzi. Hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalan lainnya-, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1229)

Semoga bermanfaat buat kita semua, Amiiiinnnn.....

Manfaat memeluk buah hati

Sangat disayangkan ada orangtua yang lebih memilih membelikan mainan atau makanan favorit anak untuk
mengekspresikan kasih sayang, padahal memeluk anak beberapa detik saja memiliki efek yang lebih powerful.
Beberapa manfaat memberikan pelukan kepada anak:
1. Sentuhan dan pelukkan dari orang
yang kita sayangi akan mampu untuk
menaikkan dan meningkatkan jumlah
hemoglobin darah. Hemoglobin darah ini
akan bisa meningkat manakala tubuh
diberikan rangsangan dengan dipeluk
dan sentuhan kasih sayang.
Adapun fungsi hemoglobin adalah
membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Bagian tubuh yang memerlukkan oksigen yang cukup adalah jantung dan otak. Makanya ketika anak sedang sakit maka kita bisa memberikan pelukan agar kadar hemoglobinnya meningkat sehingga bisa membantu proses penyembuhan.
2. Ternyata dengan pelukan memiliki banyak manfaat. Terutama pelukan dari orang yang disayangi. 4 kali pelukan terbukti ampuh untuk mengurangi tekanan yang dialami seseorang termasuk anak. 8 kali pelukan akan mampu untuk memulihkan dan menenangkan emosi serta akan bisa memberikan kestabilan emosi
Sedangkan 12 kali pelukan bisa mempengaruhi kondisi psikologi seseorang khususnya anak.Rasa nyaman dan rasa bahagia dari pelukan merupakan faktor yang bisa meningkatkan perkembangan emosi anak dan mental anak.
3. Dengan pelukan akan mampu memberikan ketenangan dan memberikan semangat kembali kepada orang yang sudah putus asa. Selain itu dengan pelukan akan sangat membantu bagi anak yang sedang mengalami kesedihan untuk bergembira lagi dan melupakan kesedihannya.
4. Dengan pelukan akan memberikan stimulasi kepada otak sehingga daya kecerdasan anak akan semakin meningkat. Anak-anak yang rutin dan sering mendapatkan pelukan dari orang tuanya akan lebih siap untuk menunjukkan kemampuannya baik itu di sekolah ataupun ketika anak sedang di rumah.
5. Dengan pelukan akan membantu meningkatkan semangat belajar anak. Sisipkanlah pesan-pesan lembut kepada anak manakala sedang memeluk anak.

So buat kalian orang tua yg sudah punya anak, jangan hanya ketika proses pembuatanya saja yang semangat, tapi juga ketika merawatnya juga,...
Semoga artikel ini berguna, dan jangan lupa bagikan jika bermanfaat.

27 October 2014

PUJILAH ISTRIMU WAHAI SAHABAT

Salah satu yang dilupakan dalam hubungan suami istri adalah saling memuji satu dan lainnya. Istri lupa memuji suami dan suami lupa memuji istrinya. Karena pujian seperti ini bisa membangkitkan hubungan yang mungkin makin redup.

Pujian pada istri adalah bagian dari berbuat maruf yang diperintahkan dalam ayat,

ﻭَﻋَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑ
ِ
“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istri kalian) dengan baik.” (QS. An Nisa’:19).

ﻭَﻟَﻬُﻦَّ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻦَّ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑ
ِ
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al Baqarah:228).

Pujian pada istri tanda baiknya seorang suami padanya. Apalagi melihat perjuangan istri di rumah dengan mendidik anak dan mengurus berbagai urusan rumah tangga seperti mencuci memasak dan memperhatikan kebutuhan suami.

Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻷَﻫْﻠِﻪِ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻷَﻫْﻠِﻰ

“Sebaik-baik kalian adalah yang berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu Majah no. 1977, Ad Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata mengenai surat An Nisa’ ayat 19 diatas,
“Berkatalah yang baik kepada istri
kalian, perbaguslah amalan dan tingkah
laku kalian kepada istri. Berbuat baiklah
sebagai engkau suka jika istri kalian
bertingkah laku demikian.” (Tafsir Al
Qur’an Al ‘Azhim, 3: 400)

Berbuat ma’ruf adalah kalimat yang sifatnya umum, tercakup di dalamnya seluruh hak istri. Lihatlah contoh Nabi kita, beliau memanggil ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sang istri tercinta dengan panggilan Humaira, artinya wahai yang pipinya kemerah-merahan. Karena putihnya ‘Aisyah, jadi pipinya biasa nampak kemerah-merahan.

Dari ‘Aisyah, ia berkata:

ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﺤَﺒَﺸَﺔُ ﺍﻟﻤﺴْﺠِﺪَ ﻳَﻠْﻌَﺒُﻮْﻥَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﻳَﺎ ﺣُﻤَﻴْﺮَﺍﺀ ﺃَﺗُﺤِﺒِّﻴْﻦَ
ﺃَﻥْ ﺗَﻨْﻈُﺮِﻱ

“Orang-orang Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya kemerah merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasai dalam Al Kubro 5: 307).

Lihatlah bagaimana panggilan sayang tetap melekat pada suri tauladan kita yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi bukan kata-kata jelek atau merendahkan yang keluar dari mulut seorang suami.

Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺃَﻥْ ﺗُﻄْﻌِﻤَﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﻃَﻌِﻤْﺖَ ﻭَﺗَﻜْﺴُﻮَﻫَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺍﻛْﺘَﺴَﻴْﺖَ – ﺃَﻭِ
ﺍﻛْﺘَﺴَﺒْﺖَ – ﻭَﻻَ ﺗَﻀْﺮِﺏِ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪَ ﻭَﻻَ ﺗُﻘَﺒِّﺢْ ﻭَﻻَ ﺗَﻬْﺠُﺮْ ﺇِﻻَّ ﻓِﻰ
ﺍﻟْﺒَﻴْﺖ
ِ
“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Pujian dari suami pada istrinya tidak butuh biaya atau ongkos mahal. Yang dibutuhkan adalah ketulusan, keikhlasan dan rasa cinta pada pasangan. Memberi pujian dapat diungkapkan dengan kalimat-kalimat ringan, seperti:
“Masakan istriku tercinta hari ini luar biasa, loh!”
Masa dengan pekerjaan istri yang begitu berat di rumah tidak ada satu pun pujian dari suami yang disematkan untuknya?, walau dengan memuji masakan, sifat rajin dan selalu melayani, atau penampilan cantiknya. Ingatlah bahwa pujian sangat signifikan berpengaruh terhadap perasaan pasangan, khususnya bagi istri yang akan merasa dihargai, dipercayai dan dihormati oleh suaminya. Tanpa pujian atau perhatian, mungkin yang ada hanya kecenderungan untuk saling mencela dan merendahkan pasangan. Semoga dengan kata pujian yang tulus dari hati semakin merekatkan hubungan mesra yang ada..

Jangan lupa untuk memberikan +1 pada artikel ini, dan bagikan jika menurut anda bermanfaat.

26 October 2014

Ikhlas, Dapat Menuntaskan Pekerjaan Melebihi Target!!!

  Pada suatu saat saya kedatangan
seorang teman, pada hari itu mukanya
tampak berseri-seri, nampak ada
tanda-tanda kepuasan dalam dirinya.
Memang pada hari itu tidak seperti
biasanya dia curhat pada saya tentang
suatu apapun, datang dengan muka
masam, buram, seakan ada beban yang
menghimpitnya. Belum sempat saya
bertanya, ternyata teman saya itu
mengawali ceritanya terlebih dahulu.
Bahwa sejak pagi hingga siang dan
petang, ketika berada ditempat kerja
dirinya mau berbenah-benah rumah.
Dimana rumahnya yang baru saja
direhab, peralatan rumahnya banyak
yang berantakan, ada almari pakaian,
almari buku, rak sepatu, rak piring
sampai pada bekas pintu dan jendela dan peralatan-peralatan lainnya.
Dari sekian banyak perlengkapan rumah
yang disimpan dan akan digunakan lagi.
Dia berharap dapat memindahkan almari pakaian atau membongkar papan dan bekas jendela dan pintu yang ditumpuk.

Terasa pekerjaan itu sangat berat,
dimana dalam sehari dia bekerja dan
pulang sampai rumah pukul 17.00 baru
saja istirahat dirumah, harus mandi dan segera berangkat ke musholla untuk
shalat maghrib kemudian dilanjutkan
mengajar anak-anak hingga waktu
shalat Isya’. Selesai shalat Isya’ pulang
ke rumah untuk makan dan bercengkrama dengan keluarga,
walaupun pikirannya terpecah karena
ada dua hal, menyelesaikan salah satu
atau kedua-duanya. Mengajak anak-
anaknya tidak mungkin karena mereka
masih kecil-kecil, mengajak istrinya jugaterasa tidak mungkin, disamping istrinya juga capek seharian telah bekerja dan biasanya istrinya susah untuk bersama-sama bekerja, biasanya ada alasan ini dan itu yang tidak logis.

Dengan perasaan yang terpaksa dan
bekerja yang dipaksakan, dia berupaya
untuk menahan diri untuk tidak banyak
kata, tidak marah dan tidak tergesa-gesa. Dia berupaya menurut
kemampuannya, bila dapat diselesaikan
ya syukur kalau tidak bisa, besok masih
ada waktu. Dalam hati dia meneguhkan,
bahwa sesuatu yang besar itu berawal
dari sesuatu yang kecil. Pekerjaan yang
berat dan besar tidak akan dapat
diselesaikan kalau hanya dipikirkan.
Apalagi hanya marah-marah yang justru akan manghabiskan energy, bahkan kadang bisa menimbulkan penyakit yang sama sekali tidak disangka-sangka. Dengan mengawali membaca
“Bismillahirrahmanirrahim”, dia segera
bergegas berganti pakaian kerja tak
lupa memakai topi. Walaupun waktunya
sudah cukup malam tetapi sekan-akan
waktu pagi hari, dia bersemangat untuk
bekerja, satu pekerjaan berupaya untuk
diselesaikan. Dia mengatakan, pada
waktu itu dia cukup terhibur dimana
ketika sedang membongkar tumpukan
papan jendela dan pintu, ditengah
tengah terdapat cindil tikus, tidak
tanggung-tangung jumlahnya ada
sembilan. Dia berkata “masya-Allah”
pantas saja cepat sekali perkembangannya. Dua minggu lagi dia pasti menjadi anak tikus yang siap
bereaksi menjadi musuh para petani, termasuk ibu rumah tangga, karena sering merusak dan memangsa apapun
yang dapat dimangsa.

Papan, bekas djendela dan pintu satu
persatu diangkat ternyata tidak sampai hitungan jam dapat diselesaikan. Dalam hati dia berkata “ternyata hanya segini”, tidak ada perasaan capek
sedikitpun. Begitu selesai dia segera
membenahi dan membersihkan tempat
sekelilingnya. Dalam hatinya lega
ternyata pekerjaan yang tadinya hanya satu saja dapat diselesaikan ternyata telah siap untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain.

Kaki segera melangkah pada almari
pakaian, satu tumpukan demi tumpukan
pakaian diangkat dan dikeluarkan untuk
selanjutnya ditempatkan pada lantai
yang telah digelar tikar terlebih dahulu.
Setelah pakaian semua dikeluarkan.
Dengan pelan dan pasti dia mengambil
keset lalu diletakkan dua kaki alamari.
Lalu almari didorong, pelan-pelan almari
dapat pindah posisi masuk pada kamar
tidur yang telah disiapkan. Setelah
almari baju bertempat pada posisi yang
dikehendaki, pakaian kembali diangkat
dan dimasukkan kembali ke dalam
alamari. Dua pekerjaan ternyata dapat
diselesaikan, dia berfikir untuk dapat
membersihkan atau mengepel lantai yang terasa benyak debunya. Tanpa berfikir terlalu lama kaki segera malangkah mengambil pel dan pembersih lantai berikut ember berisi air. Ternyata pekerjaan ini dapat diselesaikan.

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, mengapa pekerjaan ini dapat diselesaikan bukan hanya satu atau dua pekerjaan yang dapat dieselesaikan, tetapi tiga pekerjaan secara berturut-turut dapat diselesaikan.
O, begitu, kataku kepadanya. Pantas saja kamu nampak puas dan bahagia. Saya kira kamu baru saja dapat bonus atau rapelan begitu. Dia berkata lagi, “tidak kawan, ternyata kebahagiaan, kepuasan itu kadang tidak karena uang dan tidak dapat diukur dengan uang, apakah ini namanya bekerja dengan ikhlas ya? Itulah bahwa bekerja dengan ikhlas akan membuahkan kepuasan dan kebahagiaan.
Yang berat akan terasa ringan, yang sulit akan terasa mudah. Karena itu seandainya kehidupan ini telah diwarnai
dengan keikhlasan yakin akan penuh dengan ketenangan, kedamaian,
kemakmuran dan kesejahteraan serta
memperoleh ridha dari Allah. Walaupun
sering kali keikhlasan itu harus
dipaksakan, keikhlasan harus
diperjuangkan, dan keikhlasan
memerlukan pengorbanan.

Begitu pula dengan sobat semua, ane mohon keikhlasanya untuk satu klik di sini. Terima kasih.

20 October 2014

Cerita cinta : PENGALAMANKU Part 3 & 4

Oleh : Yuli atin

Cerita sebelumnya
***********^^^********
Ratih & Andin selalu
bersama,berbagi suka dan duka. Tak
ada rahasia diantara keduanya.
Mereka memang mempunyai banyak
perbedaan,tapi mereka satu
kesamaan, penyakit yg mereka
derita. Juga kasih sayang yg ada
diantara keduanya. Andin slalu
menghibur Ratih,begitupun sbaliknya.
"Gak nonton karnaval Din?" Ratih
mengirim pesan singkat ke Andin.
"Lihat. Bentar lagi Tih,masih ada
kerjàan." balas Andin.
"Oke. Aku tunggu ya."
"Oke." balas Andin dengan
tersenyum.

******"""*****

Sesampainya ditempat karnaval Andin
langsung mengirim pesan singkat ke
Ratih. Dia menanyakan dimana Ratih
sekarang.
"Drrtt..." hp Andin bergetar tanda
pesan masuk. "sms dr Ratih." gumam
Andin. "Ha? Dia ada disebelah utara?!
Kembali lagi nich. Mana rame banget
lagi!" gerutu Andin. Setelah berjalan
cukup jauh tapi tak menemukan sosok yg
dicari. "Dimana sich nih anak, susah
banget nyarinya!" kata Andin sambil
mengetik pesan singkat ke Ratih.
"Dimana loe?" begitulah pesannya.
Ratih tak membalas.
"Andin.." panggil Ratih setelah melihat
Andin tak jauh darinya. Andin pun
menoleh.
"Disitu rupanya." kata Andin.
"Ah,loe Tih. Susah banget nyarinya.
Siapa nie?" kata Andin sambil menunjuk
cowok yg ada disamping Ratih.
"Kenalan donk." kata Ratih kemudian.
Tapi Andin tak mengindahkan kata2
Ratih. Dia malah langsung duduk
disamping Ratih. Setelah ngobrol cukup
lama,Andin menanyakan lagi cowok yg
ada disamping Ratih.
"Makanya kenalan." jawab Ratih santai.

To be continued.

Kira2 siapa y,cowok yg brsama
Ratih...??

12 October 2014

Lebih baik untuk tidak mengeluh

  Ngeluh,...  sebuah kata sederhana
yang mungkin jarang kita ucapkan
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung baik
secara sadar maupun tidak sadar.
Beberapa waktu lalu saya berkumpul
dengan teman-teman lama saya.
Seperti biasanya kami membicarakan
mengenai pekerjaan, pasangan hidup,
masa lalu, dan berbagai macam hal
lainnya.

   Setelah pulang saya baru tersadar,
bahwa kami satu sama lain saling
berlomba untuk memamerkan keluhan
kami masing-masing, seolah-olah
siapa yang paling banyak mengeluh
dialah yang paling hebat.
"Bos gue kelewatan masa udah jam 6,
gue masih disuruh lembur, sekalian
aja suruh gue nginep di kantor!"
"Kerjaan gue ditambahin melulu tiap
hari, padahal itu kan bukan "job-des"
gue"
"Anak buah gue memang bego, disuruh
apa-apa salah melulu".
Mungkin kita semua pun melakukan hal tersebut setiap saat tanpa menyadarinya.

Tahukah Anda semakin sering kita
mengeluh, maka semakin sering pula
kita mengalami hal tersebut. Sebagai
contohnya, salah satu teman baik
saya selalu mengeluh mengenai
pekerjaan dia. Sudah beberapa kali dia
pindah kerja dan setiap kali dia bekerja
di tempat yang baru, dia
selalu mengeluhkan mengenai atasan
atau rekan-rekan sekerjanya.
Sebelum dia pindah ke pekerjaan
berikutnya dia selalu ribut dengan
atasan atau rekan sekerjanya. Seperti
yang bisa kita lihat bahwa
terbentuk suatu pola tertentu yang
sudah dapat diprediksi, dia akan
selalu pindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan berikutnya sampai dia
belajar untuk tidak mengeluh.
Mengeluh adalah hal yang sangat
mudah dilakukan dan bagi beberapa
orang, hal ini menjadi suatu kebiasaan
dan parahnya lagi mengeluh
menjadi suatu kebanggaan. Bila Anda
memiliki dua orang teman, yang
pertama selalu berpikiran positif dan
yang kedua selalu mengeluh, Anda
akan lebih senang berhubungan dengan
yang mana? Menjadi seorang yang
pengeluh mungkin bisa mendapatkan
simpati dari teman kita, tetapi
tidak akan membuat kita memiliki lebih
banyak teman dan tidak akan
menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.
Yang menjadi pertanyaan adalah
mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh
karena kita kecewa bahwa realitas yang
terjadi tidak sesuai dengan
harapan kita. Bagaimana kita mengatasi hal ini. Caranya sebenarnya gampang-gampang susah, kita hanya
perlu bersyukur.

Saya percaya bahwa di balik semua hal
yang kita keluhkan PASTI ADA hal
yang dapat kita syukuri.
Sebagai ilustrasi, Anda mengeluh dengan pekerjaan Anda. Tahukah Anda berapa banyak jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia? Sekarang ini
hampir 60% orang pada usia kerja
produktif tidak bekerja, jadi
bersyukurlah Anda masih memiliki
pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda
mengeluh karena disuruh lembur atau
disuruh melakukan kerja ekstra.
Tahukah Anda bahwa sebenarnya
atasan Anda percaya kepada
kemampuan Anda? Kalau Anda tidak mampu tidak mungkin atasan Anda menyuruh Anda lembur atau memberikan pekerjaan
tambahan. Bersyukurlah karena Anda
telah diberikan kepercayaan oleh
Atasan Anda, mungkin dengan Anda
lebih rajin siapa tahu Anda bisa
mendapatkan promosi atau paling tidak
mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru.

Bersyukurlah lebih banyak dan
percayalah hidup Anda akan lebih
mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda
karena Anda terlalu sibuk mengeluh.
Mari Belajar:

1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya
satu kali sehari. Bersyukurlah
atas pekerjaan Anda, kesehatan Anda,
keluarga Anda atau apapun yang
dapat Anda syukuri.
2. Jangan mengeluh bila Anda
menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah
hal berikut ini. Tutuplah mata Anda,
tarik nafas panjang, tahan
sebentar dan kemudian hembuskan
pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata
Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah
bahwa suatu saat nanti Anda akan
bersyukur atas semua yang terjadi pada
saat ini.
3. Anggaplah masalah besar adalah
tanda Tuhan berkehendak menguji Anda
untuk naik tingkat ke level yang lebih
baik (kematangan, kedewasaan,
dll.)
4. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan
mengeluh bila Anda sedang
bersama teman-teman yang sedang
mengeluh dan beri tanggapan yang
positif atau tidak sama sekali.
"Semakin banyak Anda bersyukur
kepada Tuhan atas apa yang Anda
miliki, maka semakin banyak hal yang akan Anda miliki untuk disyukuri."

Wallohu a'lam bisshowab

10 October 2014

Sejarah muadzin pertama Bilal bin Robah

Bilal bin Rabah adalah Seorang Budak
yang Beriman Kepada Allah S.W.T
Bilal bin Rabah (Bahasa Arab ﺑﻼﻝ ﺑﻦ ﺭﺑﺎﺡ) adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia). Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam). Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir.
Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang agung Shalallahu ‘alaihi wasallam mulai
mengumandangkan seruan kalimat
tauhid, Bilal adalah termasuk orang-
orang pertama yang memeluk Islam.
Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah
mendahuluinya memeluk agama baru itu, seperti Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.

Bilal merasakan penganiayaan orang-
orang musyrik yang lebih berat dari
siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah
itu dengan kesabaran yang jarang
sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.
Orang-orang Islam seperti Abu Bakar
dan Ali bin Abu Thalib masih memiliki
keluarga dan suku yang membela
mereka. Akan tetapi, orang-orang yang tertindas (mustadh’afun) dari
kalangan hamba sahaya dan budak itu, tidak memiliki siapa pun, sehingga
orang-orang Quraisy menyiksanya
tanpa belas kasihan. Quraisy ingin
menjadikan penyiksaan atas mereka
sebagai contoh dan pelajaran bagi
setiap orang yang ingin mengikuti
ajaran Muhammad.

Kaum yang tertindas itu disiksa oleh
orang-orang kafir Quraisy yang
berhati sangat kejam dan tak mengenal kasih sayang, seperti Abu Jahal yang telah menodai dirinya dengan membunuh Sumayyah. Ia sempat menghina dan mencaci maki, kemudian menghunjamkan
tombaknya pada perut Sumayyah
hingga menembus punggung, dan gugurlah syuhada pertama dalam sejarah Islam.

Sementara itu, saudara-saudara
seperjuangan Sumayyah, terutama Bilal bin Rabah, terus disiksa oleh Quraisy tanpa henti. Biasanya, apabila matahari tepat di atas ubun-ubun dan padang pasir Mekah berubah menjadi perapian yang begitu menyengat, orang-orang
Quraisy itu mulai membuka pakaian
orang-orang Islam yang tertindas itu,
lalu memakaikan baju besi pada mereka dan membiarkan mereka terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. Tidak cukup sampai di sana, orang-orang Quraisy itu
mencambuk tubuh mereka sambil
memaksa mereka mencaci maki
Muhammad.

Adakalanya, saat siksaan terasa begitu berat dan kekuatan tubuh orang-orang Islam yang tertindas itu semakin lemah untuk menahannya, mereka mengikuti kemauan orang-orang Quraisy yang
menyiksa mereka secara lahir,
sementara hatinya tetap pasrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Bilal, semoga Allah meridhainya. Baginya, penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah dan perjuangan di jalan-Nya.

Orang Quraisy yang paling banyak
menyiksa Bilal adalah Umayyah bin
Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas,
Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad
….“ Mereka semakin meningkatkan
penyiksaannya, namun Bilal tetap
mengatakan, “Ahad, Ahad….”
Mereka memaksa Bilal agar memuji
Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”

Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa
mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras.
Apabila merasa lelah dan bosan
menyiksa, sang tiran, Umayyah bin
Khalaf, mengikat leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya
kepada sejumlah orang tak berbudi dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah1 Mekah. Sementara itu, Bilal menikmati
siksaan yang diterimanya karena
membela ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Ia terus mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad…, Ahad…, Ahad…,
Ahad….” Ia terus mengulang-ulangnya
tanpa merasa bosan dan lelah.

Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu
‘anhu mengajukan penawaran kepada
Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas.
Seusai transaksi, Umayyah berkata
kepada Abu Bakar, “Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya.”
Abu Bakar membalas, “Seandainya
engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya.”

Ketika Abu Bakar memberi tahu
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
bahwa ia telah membeli sekaligus
menyelamatkan Bilal dari cengkeramanpara penyiksanya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu
Bakar, “Kalau begitu, biarkan aku bersekutu denganmu untuk membayarnya, wahai Abu Bakar.” Ash-Shiddiq Rodhiallahu ‘anhu
menjawab, “Aku telah memerdekakannya, wahai Rasulullah.” Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam mengizinkan sahabat sahabat nya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu. Setibanya di
Madinah, Bilal tinggal satu rumah
dengan Abu Bakar dan ‘Amir bin Fihr.
Malangnya, mereka terkena penyakit
demam. Apabila demamnya agak reda, Bilal melantunkan gurindam kerinduan dengan suaranya yang jernih, “Duhai malangnya aku, akankah suatu malam nanti ,Aku bermalam di Fakh dikelilingi pohon idzkhir dan jalil,
Akankah suatu hari nanti aku minum air Mijannah ,Akankah aku melihat lagi
pegunungan Syamah dan Thafil”
Tidak perlu heran, mengapa Bilal begitu mendambakan Mekah dan
perkampungannya; merindukan lembah dan pegunungannya, karena di sanalah ia merasakan nikmatnya iman. Di sanalah ia menikmati segala bentuk siksaan untuk mendapatkan keridhaan Allah. Di sanalah ia berhasil melawan nafsu dan godaan setan.
Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini,
ia mencurahkan segenap perhatiannya
untuk menyertai Nabi sekaligus
kekasihnya, Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam. Bilal selalu mengikuti
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu
bersamanya saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad.

Kebersamaannya dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam ibarat bayangan yang tidak
pernah lepas dari pemiliknya.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam selesai membangun Masjid
Nabawi di Madinah dan menetapkan
azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang
pertama yang mengumandangkan azan
(muazin) dalam sejarah Islam.
Biasanya, setelah mengumandangkan
azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati
hayya ‘alashsholaati…(Mari
melaksanakan shalat, mari meraih
keuntungan….)” Lalu, ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.
Suatu ketika, Najasyi, Raja Habasyah,
menghadiahkan tiga tombak pendek
yang termasuk barang-barang paling
istimewa miliknya kepada Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam mengambil
satu tombak, sementara sisanya
diberikan kepada Ali bin Abu Thalib dan Umar ibnul Khaththab, tapi tidak lama kemudian, beliau memberikan tombak itu kepada Bilal. Sejak saat itu, selama Nabi
hidup, Bilal selalu membawa tombak
pendek itu ke mana-mana. Ia
membawanya dalam kesempatan dua
shalat ‘id (Idul Fitri dan Idul Adha),
dan shalat istisqa’ (mohon turun hujan), dan menancapkannya di hadapan beliau saat melakukan shalat di luar masjid. Bilal menyertai Nabi Shalallahu ‘alaihi
wasallam dalam Perang Badar. Ia
menyaksikan dengan mata kepalanya
sendiri bagaimana Allah memenuhi janji-
Nya dan menolong tentara-Nya. Ia
juga melihat langsung tewasnya para
pembesar Quraisy yang pernah
menyiksanya dengan hebat. Ia melihat Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf tersungkur berkalang tanah ditembus pedang kaum muslimin dan darahnya mengalir deras karena tusukan tombak orang-orang yang mereka siksa dahulu.

Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam menaklukkan kota Mekah,
beliau berjalan di depan pasukan
hijaunya bersama ’sang pengumandang
panggilan langit’, Bilal bin Rabah. Saat
masuk ke Ka’bah, beliau hanya ditemani
oleh tiga orang, yaitu Utsman bin
Thalhah, pembawa kunci Ka’bah,
Usamah bin Zaid, yang dikenal sebagai kekasih Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan putra dari kekasihnya, dan Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.

Shalat Zhuhur tiba. Ribuan orang
berkumpul di sekitar Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam, termasuk
orang-orang Quraisy yang baru masuk
Islam saat itu, baik dengan suka hati
maupun terpaksa. Semuanya
menyaksikan pemandangan yang agung
itu. Pada saat-saat yang sangat
bersejarah itu, Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam memanggil Bilal bin
Rabah agar naik ke atap Ka’bah untuk
mengumandangkan kalimat tauhid dari
sana. Bilal melaksanakan perintah Rasul
Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan
senang hati, lalu mengumandangkan
azan dengan suaranya yang bersih dan jelas.

Ribuan pasang mata memandang ke
arahnya dan ribuan lidah mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya.
Tetapi di sisi lain, orang-orang yang
tidak beriman dengan sepenuh hatinya, tak kuasa memendam hasad di dalam
dada. Mereka merasa kedengkian telah merobek-robek hati mereka.
Saat azan yang dikumandangkan Bilal
sampai pada kalimat, “Asyhadu anna
muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”. Juwairiyah binti Abu Jahal bergumam, “Sungguh, Allah telah mengangkat kedudukanmu. Memang, kami tetap akan shalat, tapi demi Allah,
kami tidak menyukai orang yang telah
membunuh orang-orang yang kami
sayangi.” Maksudnya, adalah ayahnya
yang tewas dalam Perang Badar.
Khalid bin Usaid berkata, “Aku
bersyukur kepada Allah yang telah
memuliakan ayahku dengan tidak
menyaksikan peristiwa hari ini.”
Kebetulan ayahnya meninggal sehari
sebelum Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam masuk ke kota Mekah..
Sementara al-Harits bin Hisyam
berkata, “Sungguh malang nasibku,
mengapa aku tidak mati saja sebelum
melihat Bilal naik ke atas Ka’bah.”
AI-Hakam bin Abu al-’Ash berkata,
“Demi Allah, ini musibah yang sangat
besar. Seorang budak bani Jumah
bersuara di atas bangunan ini
(Ka’bah).”
Sementara Abu Sufyan yang berada
dekat mereka hanya berkata, “Aku
tidak mengatakan apa pun, karena
kalau aku membuat pernyataan, walau
hanya satu kalimat, maka pasti akan
sampai kepada Muhammad bin Abdullah.”

Bilal menjadi muazin tetap selama
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
hidup. Selama itu pula, Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam sangat
menyukai suara yang saat disiksa
dengan siksaan yang begitu berat di
masa lalu, ia melantunkan kata,
“Ahad…, Ahad… (Allah Maha Esa).”
Sesaat setelah Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam mengembuskan nafas
terakhir, waktu shalat tiba. Bilal berdiri untuk mengumandangkan azan, sementara jasad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Saat Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, tiba-tiba suaranya terhenti. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya
lagi. Kaum muslimin yang hadir di sana
tak kuasa menahan tangis, maka
meledaklah suara isak tangis yang
membuat suasana semakin mengharu
biru.

Sejak kepergian Rasulullah Sholallahu
‘alaihi wasallam, Bilal hanya sanggup
mengumandangkan azan selama tiga
hari. Setiap sampai kepada kalimat,
“Asyhadu anna muhammadan
rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah)”, ia
langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum muslimin yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu. Karena itu, Bilal memohon kepada Abu Bakar, yang menggantikan posisi
Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam
sebagai pemimpin, agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi,
karena tidak sanggup melakukannya.
Selain itu, Bilal juga meminta izin
kepadanya untuk keluar dari kota
Madinah dengan alasan berjihad di
jalan Allah dan ikut berperang ke wilayah Syam.

Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu
untuk mengabulkan permohonan Bilal
sekaligus mengizinkannya keluar dari
kota Madinah, namun Bilal mendesaknya seraya berkata, “Jika dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku, tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju kepada-Nya.” Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, aku
benar-benar membelimu untuk Allah, dan aku memerdekakanmu juga karena Allah.”
Bilal menyahut, “Kalau begitu, aku tidak akan pernah mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam wafat.”
Abu Bakar menjawab, “Baiklah, aku
mengabulkannya.” Bilal pergi
meninggalkan Madinah bersama pasukan pertama yang dikirim oleh Abu Bakar. Ia
tinggal di daerah Darayya yang
terletak tidak jauh dari kota Damaskus.

Bilal benar-benar tidak mau
mengumandangkan azan hingga
kedatangan Umar ibnul Khaththab ke
wilayah Syam, yang kembali bertemu
dengan Bilal Rodhiallahu ‘anhu setelah
terpisah cukup lama.
Umar sangat merindukan pertemuan
dengan Bilal dan menaruh rasa hormat begitu besar kepadanya, sehingga jika ada yang menyebut-nyebut nama Abu Bakar ash-Shiddiq di depannya, maka Umar segera menimpali (yang artinya),
“Abu Bakar adalah tuan kita dan telah memerdekakan tuan kita (maksudnya Bilal).”

Dalam kesempatan pertemuan tersebut, sejumlah sahabat mendesak Bilal agar mau mengumandangkan azan di hadapan
al-Faruq Umar ibnul Khaththab. Ketika
suara Bilal yang nyaring itu kembali
terdengar mengumandangkan azan,
Umar tidak sanggup menahan
tangisnya, maka iapun menangis
tersedu-sedu, yang kemudian diikuti oleh
seluruh sahabat yang hadir hingga
janggut mereka basah dengan air mata.
Suara Bilal membangkitkan segenap
kerinduan mereka kepada masa-masa
kehidupan yang dilewati di Madinah
bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam..BiIal, “pengumandang seruan
langit itu."
Menjelang saat-saat kematiannya, pada
saat itu Bilal berada di Damaskus.
Istrinya berkata “Benar-benar suatu
duka.” Tapi Bilal berkata “Tidak.
Katakanlah: Benar-benar kebahagiaan,
karena besok aku akan menemui
Rasulullah S.A.W. dan para sahabat.”
Dapatkah kalian bayangkan, seberapa
besar imannya? Dia sedang sekarat,
tapi malah merasa senang karena
dengan meninggalkan dunia, maka dia
akan bertemu dengan Rasulullah.
Karena Rasulullah S.A.W. bersabda
“Dunia ini adalah penjara bagi orang-
orang yang beriman, dan surga bagi
orang-orang kafir.”
Kenapa dunia menjadi penjara bagi
orang-orang beriman? Karena dunia
menahan mereka dari bertemu Allah dan Rasul-Nya. Dan surga bagi orang- orang kafir karena hanya inilah yang mereka miliki.