18 December 2014

Apakah Yang Terjadi Jika Bersentuhan dengan Bukan Mahramnya

Bagi pasangan lelaki dan perempuan yang sedang pacaran atau bertunangan, inilah alasan dan sebab mengapa anda tak perlu bersentuhan dengan bukan mahram atau pasangan masing- masing di luar sana. Lihat TANDA MERAH dalam gambar di bawah.

Kajian menunjukkan bagian berwarna merah adalah peningkatan suhu yang tinggi di kawasan tersebut. Jadi berpegangan tangan, jantung seorang perempuan akan berdegup kencang karena cinta dan kasih sayang. Sedangkan lelaki berdegup di otak dan kemaluan kerana nafsu semata-mata.
Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

ﻷَﻥْ ﻳُﻄْﻌَﻦَ ﻓِﻲ ﺭَﺃْﺱِ ﺭَﺟُﻞٍ ﺑِﻤِﺨْﻴَﻂٍ ﻣِﻦْ ﺣَﺪِﻳﺪٍ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﻤَﺲَّ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻻ ﺗَﺤِﻞُّ ﻟَﻪُ

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari Ibnu Abbas berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya.” (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim).

Di dalam surat An-Nuur:30, Allah berfirman yang artinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’”.
dan didalam surat an nuur : 31 allah berfirman yang artinya :
" Dan katakanlah kepada perempuan perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka, atau bapa mentua mereka, atau anak-anak mereka, atau anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya".

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, :

ﻣَﺎ ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﺃَﺿَﺮَّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ

Tidak pernah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada fitnah para wanita.[HR Al-Bukhari no 5096]

Wallohu a'lam bishowab

Silahkan dishare artikel ini jika menurut sobat bermanfaat.

16 December 2014

Kesulitan itu Datang Karena Allah Menyayangimu

  Hidup itu punya banyak tantangan yang harus kita taklukan. Kadang Allah memang memberikan waktu kepada kita untuk bersedih agar kita tahu seperti apa rasanya bahagia. Kadang Allah memberi waktu kepada kita untuk merasakan kehilangan agar kita tahu artinya syukur saat memiliki.
Allah juga memberi waktu untuk kita merasakan peliknya jalan menemukan pasangan agar kelak kita tak menyia nyiakannya saat kita bertemu dengannya.
  Betapa banyak kisah orang yang kaya raya sejak kecil kemudian bangkrut seketika karena salah jalan, tak mampu bersyukur. Betapa banyak orang yang menyianyiakan pasangannya dengan selingkuh sana sini dan memandang remeh arti pernikahan karena dulu dia begitu disukai dan begitu gampang mendapat pasangan.

   So, bersyukurlah untuk sahabat yang diberi jalan untuk berkorban lebih berdoa lebih dan berikhtiar lebih dan lebih lagi karena pada saat itu sesungguhnya Allah sangat menyayangimu dan tak ingin engkau terlalu terburu-buru.

14 December 2014

Lilin sebagai Cahaya kehidupan

  Apa arti sebuah lilin dalam kehidupan?
Mungkin ini terlalu dipertanyakan. Sebab, lilin hanya sebuah benda kecil.
Kegunaannya baru Nampak ketika lampu listrik di rumah kita padam. Tapi, lilin adalah cahaya. Dan cahaya merupakan sebentuk materi.

Kebalikannya adalah gelap. Yang terakhir ini bukan materi. Ia tidak memiliki daya. Ia adalah keadaan hampa cahaya. Karena itu, meskipun kecil, lilin selalu dapat mengusir gelap.

Allah memisalkan petunjuk dengan cahaya, kesesatan sebagai gelap. Ini mengisyaratkan, pasukan kesesatan tak memiliki sedikitpun daya di depan pasukan cahaya. Ia hadir ketika pasukan cahaya menghilang. Sepanjang sejarah, umat kita mengalami kesesatan ketika ‘roda pergerakan syiar dakwah’ berhenti bergerak.

Disini tersirat sebuah kaidah syiar dakwah. Bahwa gelap yang menyelimuti langit kehidupan kita, sebenarnya dapat diusir dengan mudah, bila kita mau menyalakan lilin syiar ini kembali.

Berhentilah mengikuk gelap. Ia toh tak berwujud dan tak berdaya. Kita tak perlu memanggil matahari untuk mengusirnya. Tidak juga bulan.
Tak ada yang dapat kita selesaikan
dengan kutukan. Sama seperti tak bergunanya, ratapan di depan sebuah bencana. Musibah, jahiliyah, kekalahan yang sekarang merajalela di seantero dunia Islam kita, tak perlu ‘di islah’ dengan kutukan ataupun ratapan. Sebab kedua tindakan itu tidak menunjukan sikap ‘Ijabiyah’ (positif) dalam menghadapi realita. “Adalah lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan”.

Sikap ijabiyah menuntut kita untuk menciptakan kehadiran yang berimbang dengan kehadiran fenomena jahiliyah dalam pentas kehidupan. Ini mungkin tak kita selesaikan dalam sekejap. Tapi sikap mental imani yang paling minimal, yang harus terpatri dalam jiwa kita, adalah membuang keinginan untuk pasrah atau menghindari kenyataan. Kenyataan yang paling buruk sekalipun, tidak boleh
melebihi besarnya kapasitas jiwa dan iman kita untuk menghadapinya.

Disini ada sebuah pengajaran yang agung. Bahwa sudah saatnya kita
membuang kecenderungan meremehkan potensi diri kita. Ketika kita mempersembahkan sebuah amal yang sangat kecil, saat itu kita harus membesarkan jiwa kita dengan mengharap hasil yang memadai. Sebab amal yang kecil itu, selama ia baik, akan mengilhami kita untuk melakukan amal yang lebih besar. Ibnul Qayyim mengatakan, sunnah yang baik, akan mengajak pelakunya melakukan
‘saudara-saudara’ sunnah itu.

Akhirnya, tutuplah matamu dan nyalakan lilin, lalu: “Katakanlah, telah datang kebenaran. Sesungguhnya kebatilan itu pasti sirna”.

Wallahu a'lam bishowab