29 November 2014

Mengapa bayi baru lahir perlu dizakati?..

Zakat fitrah bayi yang baru lahir sekadar menjalankan kewajiban perorangan bagi orangtuanya guna
membantu fakir-miskin.

Zakat fitrah adalah “zakat badan” bukan zakat harta. Artinya, setiap muslim (yang masih bayi sekalipun) tetap dikenakan zakat fitrah. Khusus bagi sang bayi, tentu diwajibkan kepada orang tuanya. Hikmahnya antara lain agar setiap Muslim yang paling miskin
sekalipun, dapat merasakan indahnya kebahagiaan memberi sedekah dan indahnya kebahagiaan bisa berbagi.

Zakat fitrah bertujuan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak berguna dengan untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka dari kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya.

Abu Hurairah RA, Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, dan An-Nasai,meriwayatkan, zakat fitrah itu wajib bagi orang-orang yang merdeka, hamba sahaya, laki-laki, perempuan,anak-anak, dewasa, fakir, atau kaya.Memang, ada juga ulama (seperti Said bin Musayyib dan Hasan Basri) yang berpendapat zakat fitrah itu hanyalah wajib bagi orang yang berpuasa saja,karena tujuan zakat fitrah adalah untuk menyucikan orang yang berpuasa.
Sedangkan bayi tidak butuh disucikan karena ia tidak melakukan dosa.Alasannya, hadis dari Ibnu Abbas riwayat Abu Daud yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw hanya mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan kotor.

Wallahu a’lam.

26 November 2014

Syarat menjalin suatu persahabatan

Assalamualaikum.
Sahabat mywapblog bahwa kita ini
makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri tanpa bantuan dan dukungan
oranglain bahkan tidak mampu
memutuskan hubungan dengan
sahabat-sahabat dengan cara
mengisolasi diri. Memutuskan
hubungan dengan mereka berarti
memenjarakan diri ditempat yang
terasing yang akan menyiksa bhatin
kita sendiri.
Mengasingkan dan menutup diri dari
pergaulan sosial merupakan
tindakkan menyiksa diri. Hidup
dalam kesendirian seakan-akan kita
diasingkan didalam sebuah goa
ditengah hutan belantara. Kita
kehilangan diri kita sendiri hidup
kita jadi tidak berarti.
Kita butuh sahabat, persahabatan dan
persaudaraan. Sebab suksesnya
hidup dan kebahagian hati tidak
lepas dari dukungan sahabat kita.
Sesungguhnya puncak keberhasilan
bukan karena semata-mata jerih
payah kita sendiri akan tetapi
adanya dukungan orang-orang yang
ada didekat kita.
Oleh karena itu islam mengajarkan
begitu pentingnya persahabatan dan
persaudaraan. Kita dianjurkan
menjalin silaturahmi dan menebar
salam. Ini sebagai bukti bahwa islam
tidak boleh mengabaikan hubungan
dalam sosial. Rasululah bersabda,
"Persahabatan dua orang yang
bersaudara ibarat dua buah tangan
yang satu mencuci yang lainnya.
Pada setiap persahabatan dua
mukmin, Allah memberikan
kebaikkan kepada keduanya."
Bagaimanapun, menjalin
persahabatan dan mejalin
silahturahmi adalah merupakan hal
yang utama dalam hidup ini. Sukses
kita karena dukungan orang-orang
yang ada didekat kita, dukungan
sahabat-sahabat, saudara-saudara
dan orang lain.

Persahabatan hendaknya dijalin
dengan niat yang tulus. Jangan
menjalin persahabatan karena ingin
mengambil keuntungan darinya.
Justru yang kita dapat bukan
keuntungan malahan perpisahan
yang menyakitkan. Jika kita jalin
tanpa pamrih akan mendatangkan
keuntungan dan kebahagian. Dia
merasa beruntung karena bersahaat
dengan kita, dan kita pun merasakan
hal yang sama.

Untuk bisa menjalin persahabatan
kita memerlukan akhlak yang mulia,
saling menghargai, memberikan
masukkan, memberikan pertolongan
baik diminta atau tidak, saling
menyayangi dengan tulus.
Interaksi sosial dalam menjalin
persahabatan yang tulus saling
menyayangi dan mencintai sangat
disukai Allah. Sedangkan perpecahan
sangat dibenci olehNya. Allah
berfirman, "Dan berpegang teguhlah
kalian dijalan Allah dan jangan
bercerai-berai."
Dalam menjalin persahabatan
hendaklah berhati-hati dalam
memilih. Tidak semua orang dapat
kita jadikan sahabat. Rasululah
bersabda, "Seseorang akan mengikuti
agama sahabatnya, karena itu,
hendaklah kalian berhati-hati dalam
memilih sahabat."
Orang yang kita pilih menjadi
sahabat hendaknya memiliki budi
pekerti dan karakter yang
bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Manfaat didunia misalnya saling
menolong apa yang dia butuhkan,
saling membantu dalam usaha
(bisnis), atau sekedar persahabatan
yang baik. Manfaat untuk akhirat
misalnya, mendapat ilmu yang
bermanfaat, menjadi motivasi dalam
beribadah kepada Allah, dan
memperingatkan dan menghibur
ketika sedang sedih atau tertimpa
musibah. Ulama salaf berkata,
"Perbanyaklah menjalin
persahabatan dengan orang
mukmin. Sebab orang mukmin
memberi syafaat (pertolongan) dan
kita mungkin mendapat syafaat dari
salah satu sahabat kita." Allah
berfirman, "Dan Dia memperkenankan doa orang-orang mukmin serta mengerjakan amal
shaleh dan menambah pahala
kepada mereka dengan
karuniaNya." Yang dimaksud karunianya disini adalah hak memberikan syafaat (pertolongan) kepada sahabat mereka, sehingga mereka dapat membawa sahabatnya kedalam sorga.

Ada beberapa syarat untuk bisa
menjalin persabatan:
1. Hendaknya sahaba itu menpunyai akal sehat.
Akal sehat syarat yang paling utama dalam menjalinpersahabatan. Jika kita menjalin persahabatan dengan orang dungu atau bodoh tidak mendatangkan manfaat sama sekali malah menyesatkan. Misalnya kita melakukan perbuatan yang buruk atau mengambil keputusan yang ceroboh, sahabat kita menbiarkan saja tanpa peduli sama sekali dan tak tau cara memberi nasehat. Oleh karena itu Ali bin Abu Thalib ra. Berkata, "Jangan mengakrabi sahabat yang bodoh. Jauhilah dia dan dia pun akan menjauhimu. Betapa banyak orang bodoh yang menyakiti orang yang berbudi dalam persahabatannya. Seseorang dipandang dari sahabatnya, bagaimana dia menjalani kehidupannya. Kedekatan sesuatu dengan sesuatu dapat dijadikan
timbangan kemiripan keduanya.
Sebuah qalbu yang dekat dengan
qalbu yang lain merupakan petunjuk
tatkala mereka jumpa."
Sahabat yang dungu atau bodoh bisa mencelakakan kita. Ibarat kita tenggelam dalam air bagaimana mungkin orang yang tidak pandai berenang bisa menolong kita bisa-bisa ikut tenggelam bersama-sama. Oleh karenanya ada seorang penyair berkata, "Aku merasa lebih aman memiliki musuh yang berakal daripada sahabat yang tidak berbudi.
Akal adalah sebuah seni mengetahui
dan lalu mencermati, sementara kegilaan memiliki terlalu banyak seni." Berakal artinya seseorang yang
mempunyai kemampuan memahami
sesuatu dengan apa adanya, baik
terhadap dirinya sendiri maupun penjelasan orang lain.

2. Menjalin persabatan dengan
orang budi pekerti yang luhur.
Betapa banyak orang yang pandai
tapi tidak mempunya etika budi
pekerti yang luhur. Ibarat dia seperti
kancil dan b uaya yang akan
mencelakakan kita. Tidak sedikit
orang yang pandai tapi mata hatinya
buta sehingga dia menjadi kikir, rakus, pengecut dan munafik.

3. Hendaknya jangan menjalin
persahabatan dengan orang fasik.
Sahabat yang fasik akan menenggelamkan kita dalam
kefasikkannya, tidak ada kebaikkan
yang tersembunyi didalam
persahabatannya. Hendaklah takut
kepada Allah dalam melakukan dosa
besar. Persahabatan dengan orang fasik sangat membahayakan kita bisa
membawa kita menjadi orang fasik.

4. Hendaknya tidak menjalin persahabatan dengan orang yang berprilaku buruk.
Bila kita bersahabat dengan orang berprilaku buruk akan berdampak buruk pula bagi kita. Umar bin Khatab ra. Berkata, "Bergaulah dengan sahabat-sahabatmu yang jujur. Hiduplah dalam naungan mereka. Mereka adalah hiasan
disaat bahagia dan bekal disaat
sengsara. Berbuat baiklah dalam
segala urusan sahabatmu. Jauhilah
musuhmu!! Waspadalah terhadap
seluruh sahabatmu kecuali yang
dapat dipercaya, dan tiada yang
dapat dipercaya selain orang yang
takut kepada Allah. Jangan jadikan
orang yang keji sebagai karibmu
sehingga kamu belajar dari kekejiannya !! Jangan beberkan rahasiamu kepada sahabatmu kecuali yang dipercaya Bermusyawarahlah dengan orang
yang takut kepada Allah."
Dalam sebuah riwayat, Al-Qamah
ath-Tharidi menjelang wafat pernah berwasiat kepada putranya, "Wahai anakku, jika engkau ingin menjalin persahabatan, carilah orang yang jika kamu membantunya, dia menjagamu, jika kamu perlu bantuan, dia akan membantumu. Carilah seorang sahabat jika kamu mengulurkan tangan berisi
kebaikkan, ia juga mengulurkan tangan berisi kebaikkan pula, bila melihat kebaikkanmu, dia memperhitungkannya, dan bila dia melihat keburukkanmu, dia
menutupinya. Akrabilah sahabat
yang jika kamu meminta, dia
memberi, bila kamu diam, dia
memulai dan bila kamu tertimpa
musibah, dia tidak segan-segan
memberikan bantuan. Carilah
sahabat yang membenarkan
ucapanmu ketika kamu berbicara
dan mendahulukan pertimbanganmu
ketika kalian berselisih pendapat."

Beberapa kewajiban dalam menjalin
persahabatan:

1. Memberikan bantuan secara
materi.
Dua orang yang bersahabat
diibaratkan dua tangan bukan dua
kaki. Sebab tangan kanan dan kiri
saling menolong untuk satu tujuan.
Begitu juga dua orang sahabat, meski
dua orang tapi bagaikan satu orang.
Jalinan persahabatan menjadi
kompak manakala adanya
kebersamaan. Sama-sama
merasakan suka dan duka.
Tingkat paling rendah dalam
menjalin persahabatan adalah
menolong dia dengan sebatas
kemampuan kita. Misalnya, suatu
ketika dia membutuhkan bantuan,
kita membantunya bila mampu
asalkan tidak melampaui keperluan
kita. Sikap yang baik adalah terlebih
dahulu kita membantu sebelum ia
menyatakan keperluannya. Artinya,
kita memberi sebelum ia meminta.
Tingkat tertinggi dalam menjalin
persahabatan adalah menempatkan
sahabat kita dengan kedudukkan
yang sama dengan diri kita. Kita
merasa puas jika dia memanfaatkan
sesuatu yang kita miliki, misalnya
materi (harta benda) kita.
Persahabatan yang lebih tinggi dari
itu adalah mengutamakan sahabat
daripada diri kita sendiri. Kita
mendahulukan kepentingannya
daripada kepentingan kita sendiri.
Persahabatan paling tinggi ini
membutuhkan pengorbanan diri
terhadap sahabat.

2. Memberikan pertolongan dalam
memenuhi kebutuhannya.
Pertolongan atau bantuan itu kita
berikan tanpa harus diminta terlebih
dahulu. Hendaknya memberikan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan
sahabat dilakukan dengan hati
senang, riang gembira juga
menampakkan sikap syukur. Apabila
sahabatmu meminta memenuhi
kebutuhannya dan kamu tidak
melakukannya, ingatlah dia bisa
melupakanmu. Jika tidak
melakukannya, maka ucapkanlah,
"Allahuakbar, dan bacakanlah ayat
al-An'am 36."
Kelembutan hati dapat diukur
dengan kepeduliannya terhadap
sahabatnya. Kepedulian itu tidak
hanya sebatas memberikan materi,
bisa juga dengan nasehat dan urusan
lainnya. Rasululah bersabda,
"Sesungguhnya Allah mempunyai
kapal-kapal dibumiNya, yaitu hati
kita. Kapal yang paling berharga
bagi Allah adalah kapal paling
bersih, paling kuat, dan paling
lembut, yaitu paling bersih dari dosa,
paling kuat dalam keyakinan, paling
lembut kepada sahabatnya."
Sahabat sejati adalah orang yang
tidak egois, iklas menolong
sahabatnya. Keperluan kita
hendaknya seperti keperluan sahabat
kita. Jangan tunggu dia meminta
atau memohon. Bila kita iklas
melakukannya maka dia
memperlakukan kita hal sama. Dia
tidak pernah segan menasehati kita
jika kita berbuat salah. Bahkan dia
sangat marah jika kita bertindak
bodoh. Al-Hasan berkata, "Sahabat
lebih utama daripada kerabat dan
anak kita. Kerabat mengingatkan
kita kepada dunia, sedangkan
sahabat memperingatkan kita kepada
akhirat. Jika seseorang membantu
sahabatnya hingga batas akhir
kemampuannya, pada hari kiamat
Allah akan mengirimkan malaikat-
malaikat dari bawah singasanaNya
untuk mengiringi ke Surga Firdaus."
Persahabatan memang perlu
perhatian. Jika kita merasa rindu ia
berusaha untuk bertemu. Apabila
lama tidak terdengar kabar, ia
berusaha untuk mengetahui
keadaannya. Rasululah bersabda,
"Ketika seseorang mengunjungi
sahabatnya karena rindu untuk
bertemu, malaikat berseru
dibelakangnya, "Engkau telah
berbuat benar dan engkau
mendapatkan kebaikkan didalam
taman surga." Ibnu Atha'ilah
berkata, "Carilah sahabat-sahabatmu
pada tiga keadaan, bila mereka sakit,
jenguklah, jika mereka sibuk,
bantulah, jika mereka lupa,
ingatkanlah."

3. Menjaga lisan.
Dalam menjalin persahabatan
kadang kita harus diam, dan
berbicara. Lisan kadang-kadang
begitu menyenangkan dan
menyakitkan. Kalau tidak hati bisa
jadi racun yang mematikan tidak
sedikit persahabatan jadi putus
karena lisan.
Diam yang maksud adalah kita tidak
boleh menyebut-nyebut dan
membuka kesalahan sahabat didepan
orang banyak. Jika orang lain
menyalahkan sahabat kita, sebaiknya
berpura-pura tidak mendengar. Jika
ada yang menanyakan keburukkan
sahabat kita, sebaiknya kita pura-
pura tidak tahu.
Bila sahabat sedang berbicara,
hendaknya kita tidak menyangkal
atau berselisih. Kita juga tidak perlu
ikut campur urusan pribadinya. Kita
dituntut untuk menjaga amanah.
Misalnya ia bercerita tentang sebuah
rahasia yang tidak boleh diketahui
siapapun, makanya kita tidak boleh
membicarakanya keorang lain.
Namun jika ada orang yang memuji
sahabat kita sebaiknya kita ikut
memujinya. Jangan
menyembunyikan pujian karena
sama saja kita iri hati kalau kita
menyembunyikanya. Oleh karena
itulah banyak sahabat yang iri hati.

4. Menggunakan lisan berbicara
yang wajar.
Gunakan lisan untuk menyatakan
kasih sayang dan menanyakan
kabarnya dengan ramah. Ketika
sahabat dilanda musibah, sebaiknya
kita menanyakan dan menyatakan
keprihatinan. Tampakkan
kepadanya bahwa kita tidak suka
terhadap penderitaan yang
dialaminya. Sebab persahabatan
yang baik adanya kebersamaan
dalam suka maupun duka. Rasululah
bersabda, "Bila seseorang
diantaramu menyintai sahabatnya,
beritahulah hal itu kepadanya."
Apabila sahabat kita tahu bahwa kita
menyintai dan peduli kepadanya,
maka dia pasti menyintai kita. Dan
jika kita tahu kalau dia menyintai
kita maka cinta kita semakin
bertambah.
Lisan merupakan sarana untuk
menyatakan perasaan.
Manfaatkanlah untuk
menyenangkan sahabat kita.
Misalnya kita menyebut nama
kesayangannya, baik dihadapannya
maupun dihadapan orang lain. Umar
ra. Berkata, "Ada tiga cara untuk
menyatakan cinta persahabatan
yang tulus, yaitu berilah sambutan
hangat saat jumpa, buatlah hatinya
senang dan panggilah nama
kesayangannya."Lisan juga bisa
dipakai untuk memuji sahabat,
terutama sifat-sifatnya yang baik.
Pujian salah satu cara yang paling
efekif untuk menarik kasih sayang.
Sahabat akan senang bila mendapat
pujian. Tetapi ada satu hal yang
harus diingat berilah pujian dengan
hati yang tulus dan ikhlas. Jangan
memuji dengan cara munafik,
melebih-lebihkan dan berbohong
hanya sebagai pemanis bibir.
Imam Gazhali berkata, "tindakkan
yang lebih kuat untuk menarik kasih
sayang sahabat adalah membelanya
saat kehormatannya dihina oleh
orang lain. Persahabatan
membttuhkan kepedulian ketika ada
orang lain menjelek-jelekkan dan
mengunjingnya, kita harus tampil
untuk meluruskan apabila yang
mereka gunjingkan tidak sesuai.
Sungguh sebuah pengkianatan bila
membiarkan kehormatannya
dikoyak-koyak sama artinya tubuh
dicabik-cabik. Betapa kejinya
seorang sahabat yang melihat kita
diserang anjing ganas dan
menyobek-nyobek tubuh kita, namun
ia hanya diam terpaku dan sama
sekali tergerak untuk menolong.
Padahal terkoyaknya kehormatan
lebih berat daripada tubuh yang
tercabik taring anjing."
Membiarkan sahabat dihina orang
dan dicaci maki sama halnya kita
memakan bangkainya. Sukakah kita
memakan bangkai tentu saja kita
tidak suka makan bangkai.
Hendaknya lisan juga digunakan
untuk memberikan nasehat dan
mengajarkan ilmu pengetahuan yang
dia punya kepada sahabatnya.
Misalnya jika kita kaya ilmu
pengetahuan jangan segan-segan
mengajarinya kalau emang dia
membutuhkannya. Kalau kita sudah
mengajarkan dan melatihnya tetapi
belum juga bisa hendaklah kita
menasehati dengan baik. Dengan
demikian antara kita dan dia
bagaikan benda dan bayang-bayang.
As-Syafi'i berkata, "Menegur sahabatmu dalam keadaan sendiri berarti menasehati dan
memperbaikinya. Sedangkan
menegurnya didepan umum berarti
mencemarkan dan mempermalukannya."

5. Memaafkan kesalahan dan kekurangannya.
Setiap kita sebagai makhluk Tuhan
pasti punya kekurangan dan
kesalahan. Mungkin saja sahabat kita
mempunyai kekurangan dan
kelalaian baik dalam agamanya
maupun kewajibannya.
Jika sahabat memiliki kekurangan
dalam agamanya, sering melakukan
maksiat dan pelanggarang, maka kita
tidak boleh membiarkannya. Kita
mempunyai kewajiban untuk
menasehati dan meluruskannya
dengan niat ikhlas mengembalikan
dia kejalan yang benar.
Apabila sahabatmu tetap membandel
tidak berubah setelah diberi
peringatan maka jauhilah dia
bagaimana bisa kamu mengasihinya.
Adakala sahabat itu ada yang
bengkok dan adakala ada yang
lurus. Dan jangan pula menceritakan
kesalahannya ke orang lain.

6. Mendoakan sahabat baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
Sesungguhnya doa kita kepada
sahabat adalah doa untuk kita
sendiri. Rasululah berkata, "jika seseorang berdoa untuk sahabatnya
secara diam-diam, malaikat berkata,
"Hal yang sama bagimu."

7. Adanya kesetiaan dan ketulusan.
Kesetiaan adalah keteguhan hati kita
menyintai dan mengasihi sahabat
kita sampai mati. Hal ini semata-
mata cinta kasih untuk kehidupan
akhirat. Rasululah berkata,
"Diantara tujuh orang yang Allah
berikan naungan diakhirat nanti
adalah orang yang menyintai dan
mengasihi sahabatnya baik bertemu
maupun berpisah." Dalam cinta yang
tulus tidak terbatas menyintai
seseorang yang bersangkutan akan
tetapi menyintai miliknya,
menyintai sahabat-sahabatnya,
menyintai apa yang dicintainya.
Dalam menjalin persahabatan
kesetiaan itu perlu dipertahankan.
Kesetiaan dua sahabat membuat
setan cemburu. Jika diantara mereka
terjadi perpisahan, setan pun
senang. Oleh sebab itu hendaknya
menjalin persahabatan dengan
harmonis penuh kasih sayang, setia,
saling bantu membantu, dan saling
menasehati dalam kebaikkan.

7. Dalam persahabatan yang canggung.
Jangan membuat sahabat kita merasa
cagung dan tidak nyaman. Sebaik
kita buat dia merasa senang dan
nyaman bersama kita dikala dia
bersedih. Jangan pula kita berkata
agar ia juga ikut menanggung dan
merasakan kesedihan kita. Seringkali
seorang sahabat curhat dan
sahabatnya juga turut merasakan
kesedihannya. Padahal sahabat
sejati, jika mendengar kita mengeluh
sedih, ia sendiri justru semakin sedih.
Jangan menuntut sahabat kita ikut
merasakan permasalahan kita. Bila
kita menuntut sahabat-sahabat kita
yang tidak mereka tuntut maka
membuat suatu hal yang
menyakitkan.Bila kita menuntut dari
mereka hal yang sama dengan
mereka tuntut maka akan membuat
hal yang membosankan. Bila kita
tidak menuntut apa-apa dari mereka
maka kita dianggap dermawan.
Al-Junaid berkata, "Jika dua sahabat
menjalin persahabatan karena Allah
dan salah seorang merasa cagung
dan tidak nyaman atau malu kepada
yang lain, pasti ada yang salah pada
salah satunya." persahabatan yang
sejati hendaknya terjalin dengan
wajar dalam setiap pertemuan.
Masing-masing tidak segan atau
canggung menyampaikan
pendapatnya.

Demikian jalinan persahabatan yang
bisa bermanfaat bagi siapa saja baik
pebisnis, politikus, seorang guru, dan
masyarakat awam bila diterapkan
dengan iklas akan bisa mencapai
keberhasilan.Sebagai makhluk sosial
kita tidak terlepas dari bantuan
oranglain. Oleh sebab itulah kita
membutuhkan seorang sahabat agar
bisa mencapai keberhasilan dan
kebahagian.

Kesimpulan:
Dalam menjalin persahabatan kita
memerlukan beberapa syarat dan
kewajiban agar persahabatan
terjalin dengan baik.
Syarat-syarat dalam menjalin
persahabatan:

1. Hendaknya menjalin
persahabatan karena akal sehatnya.
2. Hendaknya tidak menjalin
persahabatan dengan orang fasik.
3. Hendaknya menjalin
persahabatan dengan orang yang
berbudi luhur.
4. Hendaknya jangan menjalin
persahabatan dengan orang prilaku
buruk.

Kewajiban dalam menjalin persahabatan:
1. Membantu sahabat dengan materi.
2. Memberikan pertolongan apa yang dia butuhkan.
3. Menggunakan lisan untuk menesahatinya.
4.menggunakan lisan untuk bicara yang wajar.
5. Memaafkan kesalahan dan
kekurangannya.
6. Mendoakannya baik masih hidup
maupun yang sudah mati.
7. Menjalin persahabatan dengan
kesetiaan dan ketulusan.
8. Berusaha menghilangkan rasa
canggung dan tidak nyaman.

Demikianlah uraian artikel tentang tema persahabatan semoga bermanfaat untuk kita semua. Siapapun kita pasti butuh seorang sahabat, baik dia seorang pebisnis, penulis, politikus, seorang guru, dan masyarakat awam, bila menjalin persahabatan dengan hati ikhlas dan tulus maka semua yang kita inginkan akan berjalan dengan baik.
Memohon atas kekurangan
penulisannya, pepatah mengatakan,
"Tak ada gading yang tak retak, tak
ada segala sesuatu yang sempurna.

Ditulis oleh : ShanisaMukherji dalam kontes persahabatan mwb di kurame blog
wassalammualaikum.

22 November 2014

Empat orang lelaki yg masuk neraka karena wanita

1. AYAHNYA
Bila seorang ayah tidak peduli kpd anak2 perempuannya didunia.
Dia tidak memberikan keperluan agama seperti sholat, mengaji dsb.
Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak menutup Aurat.
Seorang ayah tidak cukup hanya memberi kemewahan dunia saja maka dia akan ditarik oleh anaknya ke neraka.
2. SUAMINYA
Bila seorang suami tidak peduli pada tindak tanduk Istrinya.
Bergaul bebas ditempat kerja, berhias diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram. Apabila suami mendiamkan diri..
walaupun dia seorang Alim (Sholat tidak ditunda, puasa tidak ditinggal) maka dia akan ditarik oleh istrinya ke Neraka.
3. SAUDARA LAKI-LAKINYA (ABANGNYA)
Bila ayahnya sudah tiada, tanggung jawab menjaga maruah wanita jatuh pada saudara Laki-lakinya (Abangnya).
Kalau mereka hanya pentingkan keluarganya saja dan adik perempuannya dibiarkan melenceng dari ajaran Islam, tunggulah tarikan adiknya ke Neraka.
4. ANAK LAKI-LAKINYA
Bila tidak menasehati ibunya tentang kelakuan yang haram dari islam, maka anak itu akan dimintai pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak... maka nantikanlah tarikan Ibunya ke Neraka.

Betapa hebatnya tarikan wanita, bukan saja didunia bahkan di Akhirat, Tarikannya begitu kuat..
Maka kaum lelaki yang bergelar Ayah,Suami, Abang lebih baiknya memainkan peranan yang sebenarnya.

Seperti Firman ﺍَﻟﻠّﻪُ Subhanahu Wa Ta'aala :
Lelaki itu pemimpin diatas wanita.
(QS. An-Nisaa : 34)
Wahai para wanita kasihanilah ayah anda,suami anda, saudara laki-laki anda serta anak-anak laki2 anda..
Kasihanilah dirimu dengan Jalankan
Perintah ﺍَﻟﻠّﻪُ Subhanahu Wa Ta'aala

Untuk Para Muslimah
~ Semoga Hijab menjadi Pakaianmu
~ Semoga Kesucian menjadi Amalanmu
~ Semoga kesopanan menjadi Pribadimu

Amiiiinnnnn.....

15 November 2014

KEUTAMAAN IBADAH UMROH

Kita sebagai insan manusia yang terlahir dan mengalir darah Islami, pasti menginginkan atau mendambakan pergi ke tanah suci. Di tempat itu, kita bisa melaksanakan dua ibadah suci yang menjadi tujuan umat Islam, yaitu ibadah Haji dan Umroh. Dan untuk pelaksanaan kegiatan Umroh, bisa kita lakukan pada tiap bulan. Namun untuk Haji, kita hanya bisa melaksanakan pada bulan tertentu saja, yaitu pada bulan Dhzulhijjah. Dan Umroh itu sendiri memiliki beberapa keutamaan, antara lain:
1. Ibadah Umroh merupakan ibadah Jihat di jalan Allah SWT.
Pada suatu ketika Aisyah berkata pada Rasullahlah SAW:
“Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah no. 2901, hadits
ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al
Albani).
2. Dapat Menghapus Dosa Diantara Dua
Umroh.
Rasullah SAW Bersabda (Dari Abu Hurairah ): “Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR.Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349).
3. Umroh Dapat Menghilangkan Kefakiran dan Menghapus Dosa.
Rasullah SWA Bersabda (Dari Abdullah):
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih).

Ibadah mulia ini pun dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat baik tatkala beliau shallallahu‘alaihi wa sallam masih hidup atau pun ketika sudah tiada. Ini pun menunjukkan kemuliaan ibadah tersebut.
Semoga Allah mudahkan kita melakukan ibadah yang mulia ini..aamiin. Wallahu waliyyut taufiq Yang menuliskan amin di kolom komentar, semoga bisa segera pergi ke makkah mukarromah!! Ammiiiinnnn,....

11 November 2014

SEORANG GADIS PUNYA HAK MENOLAK KETIKA DIJODOHKAN

  Ayah yang bijak adalah menentukan pilihan anaknya bukan memilih ketentuannya sendiri
Diriwayatkan, suatu ketika pernah ada seorang perempuan datang kepada Nabi lalu berkata,
Wahai Rasulullah, sesungguhnya ayahku hendak menikahkanku dengan seseorang yang aku tidak menyukainya.
Lalu Nabi berkata kepadanya, “Perkenankan ayahmu melakukan kehendaknya.
Dia menjawab, “Saya tidak menyukai.” Nabi berkata lagi, “Perkenankan apa yang dilakukan ayahmu.”

Demikian secara berulang-ulang terjadi Tanya jawab antara Nabi dengan perempuan tersebut. Ketika perempuan itu bersikeras menolak, akhirnya Nabi berkata:
ﺍﻥ ﻟﻚ ﺍﻥ ﺗﺮﻓﻀﻲ
“Sesungguhnya engkau punya hak untuk menolak”

Kemudian Nabi memerintahkan si ayah membiarkan anak gadisnya itu menuruti kehendaknya. Pada waktu itu si gadis berkata, “Aku perkenankan apa yang dilakukan ayahku, tetapi aku ingin para ayah mengetahui bahwa mereka tidak mempunyai kekuasaan apa-apa mengenai urusan (pernikahan) anak perempuan mereka”.

Hadits di atas menceritakan tentang seorang perempuan dan ayahnya yang sama-sama memiliki kehendak. Perempuan itu berkehendak untuk memilih cinta sesuai kehendak hatinya. Sementara ayahnya berkehendak agar anaknya menikah dengan laki-laki yang menjadi pilihannya. Memang sulit bahkan mustahil menentukan pilihan yang sama-sama berkehendak, apalagi kehendak cinta yang berlawanan dengan kehendak orang tua. Begitulah tradisi yang sering kali terjadi dalam percintaan, khususnya percintaan ala Siti Nurbaya. Islam menyuruh mempertimbangkan pendapat pihak perempuan, dan janganlah dia dipaksa menikah dengan orang yang tidak disukainya, walaupun dia masih gadis. Sebab, gadis itu harus dimintai izinnya (untuk dinikahkan) dan izinnya ialah jika dia diam, selama hal itu merupakan indikasi kerelaannya. Nabi pernah membatalkan pernikahan seorang perempuan yang dipaksa nikah dengan seseorang yang tidak disukainya.

Jadi, si perempuan wajib diajak musyawarah, dimintai kerelaannya, dan perlu diketahui pendapatnya, baik secara terang-terangan maupun dengan melihat indikasinya.
Demi mewujudkan rumah tangga yang mawadda wa rahmah, seharusnya (barang kali sewajibnya) orang tua atau wali memperhatikan kemauan dan keinginan anak-anak perempuannya.
Janganlah si ayah membuang perasaan dan keinginan anaknya dan menjadikannya amplop kosong tak berisi, lalu mengawinkannya dengan siapa yang saja yang dipilihnya sehingga si anak memasuki kehidupan rumah tangga dengan terpaksa. Karena si anak itulah kelak yang akan menjalani hidup dengan suaminya, bukan si ayah. Tetapi ini tidak berarti bahwa antara pemuda dan si gadis harus sudah ada hubungan cinta sebelum terjadinya perkawinan, namun paling tidak harus ada kerelaan hati. Karena itu, Islam memerintahkan ta’aruf (saling mengenal) terlebih dahulu sebelum terjadi akad. Rasulullah bersada:
ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺃَﺣْﺮَﻯ ﺃَﻥْ ﻳُﺆْﺩَﻡَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻤَﺎ
“Karena yang demikian itu (ta’aruf) lebih patut dapat mengekalkan kalian berdua ”

Ada beberapa kriteria Seorang gadis Tidak perlu dijodohkan :

1. Gadis yang sudah dewasa.
Gadis yang seperti ini biasanya sudah mampu memilih mana yang baik dan buruk untuk menentukan masa depannya, termasuk masa depan keluarganya sendiri.
2. Gadis yang sudah berpendidikan.
Gadis seperti ini, selain dia dewasa, pasti dia sudah memiliki bekal yang matang untuk menentukan masa depan keluarganya.
3. Gadis yang sudah memiliki karier.
Gadis seperti biasanya lebih matang dalam memilih pasangan hidup untuk memabngun masa depan keluarganya.

Bagi seorang ayah yang memiliki anak perempuan yang berkriteria di atas tidak sepantasnya menjodohkan anak perempuan tersebut. Apalagi dengan cara tidak mempertimbangkan pendapatnya. Ayah yang bijak adalah menentukan pilihan anaknya bukan memilih ketentuannya sendiri.

Wallohu a'lam bisshowab...

06 November 2014

Kisah Seorang Ibu dan Menantu Shalehah

Seorang ibu dengan mata berbinar-binar bertutur kepada menantu wanitanya yang baru saja menjalani masa-masa indah bulan madu:
“Ananda, engkau telah mampu menjadikan anak lelakiku sebagai orang yang rutin menunaikan sholat di masjid.Engkau berhasil melakukannya dalam waktu 30 hari saja. Namun aku tak berhasil melakukan hal yang sama dalam rentang waktu 25 tahun.
Buliran air mata sang ibu pun mengalir sejuk menulusuri dan membasahi pipinya.
Menantu shalehah itu pun berujar:
“Wahai ibunda, apakah bunda pernah
mendengar kisah sebuah batu besar dan harta karun?”
“Dikisahkan,” lanjut sang menantu,...
“bahwa ada sebuah batu besar yang menghalangi jalan umum para penduduk. Datanglah seorang pemuda ingin menyingkirkannya dengan cara memecahkannya. Dengan sebuah kapak pemecah batu dia berusaha melakukannya hingga tibalah pada pukulan dan hentakan ke-99. Ia pun merasa lelah dan beristirahat. Lalu datanglah pemuda lain untuk membantunya. Sepakatlah keduanya untuk bekerja sama hingga batu tersebut pecah menjadi beberapa keping tepat pada pukulan ke-100.
Ternyata di bawahnya terdapat lubang yang menampung harta karun berupa emas. Karena keduanya memperebutkan harta karun tersebut, keduanya pun menemui seorang hakim untuk menyelesaikan urusan ini.
Pemuda pertama berkata kepada sang hakim:
“Berikanlah aku sebagian besar harta karun ini. Aku telah berusaha
memecahkan batu besar hingga pukulan ke-99 hingga aku beristirahat.
Pemuda kedua menuturkan tak mau kalah:
“Semuanya untukku. Karena akulah batu itu terpecahkan.
Sang hakim yang arif lagi bijak itu pun berujar kepada pemuda pertama:
“Ini untukmu 99 bagian harta karun. Kalau tak ada 1 pukulan terakhir maka batu tak akan pecah.
Kepada pemuda kedua, beliau menuturkan:
“Ini untukmu satu bagian hartu karun. Kalau tak ada 99 pukulan pertama maka batu tak akan pecah.””
Setelah mengisahkan ini, sang menantu shalehah tersebut kembali berujar:
“Bunda, betapa banyak upaya yang telah bunda lakukan dan usahakan namun belum berhasil seutuhnya. Allah menghendaki bahwa orang lain lah yang menyempurnakan apa yang bunda awali. (Kalau bukan karena Allah) lalu apa yang bunda awali pertama kali beberapa tahun lalu maka tak sempurna apa yang bunda lihat kini.”

Subhanallah, Artikel boleh dibagikan kawan, boleh juga dicopaz, tapi sertakan link artikel ini.

04 November 2014

Jilbab adalah penolong mu wahai muslimah

  Ya Memang Benar.. Berjilbab belum tentu baik imannya. Akan tetapi wanita yang baik iman sudah pasti berjilbab bukan?
Juga Benar.. Menutup aurat bukan jaminan nggak pernah berbuat dosa. Akan tetapi menutup aurat sudah pasti dapat mengurangi dosa.
Minimal telah menggugurkan dosa kewajiban menutup aurat.! Benar lagi bukan?...
Berjilbab nggak jaminan selalu dekat dengan Allah. Akan tetapi yang pasti ia ingin mendekat kepada Allah.

"MENDING NGGAK BERJILBAB KALAU KELAKUAN MASIH PENUH MAKSIAT!"
Nah.. Ini kalimat yang menyesatkan Serupa dengan ajakan setan. Yang baik diperlihatkan jelek. Yang jelek diperlihatkan baik.

Berjilbab itu adalah untuk memperjelas jati diri. Melindungi kehormatan dan kemuliaan yang tak akan terganti Kelak. Jibab menentukan pasangan hidupmu.
Karena wanita yang taat sangat berhak punya pendamping yang taat. Itu janji Allah.
Bukan hanya pemanis kata-kata tanpa makna.. Jilbab itu adalah penjaga diri bagi lelaki yang jahat. Dan jilbab adalah perhiasan terindah bagi lelaki yang taat.
Kenapa mesti berjilbab? Karena itu adalah perintah-Nya.
Karena itu akan melindungi wanita dari lelaki yang suka maksiat..
Subhanallah...
Dan aku bangga kekasih ku mau berjilbab untuk kehormatanya, agamanya, dan untuk ku jg tentunya,....

Semoga yang mengucapkan Aamiin di kolom komentar segera mendapatkan hidayah-Nya, dan di akhirat kelak bisa masuk surga firdaus tanpa hisab. Aamiin

Artikel ini boleh dibagikan ulang, tapi sertakan link artikel ini yaaaaa,...