Assalamualaikum.
Sahabat mywapblog bahwa kita ini
makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri tanpa bantuan dan dukungan
oranglain bahkan tidak mampu
memutuskan hubungan dengan
sahabat-sahabat dengan cara
mengisolasi diri. Memutuskan
hubungan dengan mereka berarti
memenjarakan diri ditempat yang
terasing yang akan menyiksa bhatin
kita sendiri.
Mengasingkan dan menutup diri dari
pergaulan sosial merupakan
tindakkan menyiksa diri. Hidup
dalam kesendirian seakan-akan kita
diasingkan didalam sebuah goa
ditengah hutan belantara. Kita
kehilangan diri kita sendiri hidup
kita jadi tidak berarti.
Kita butuh sahabat, persahabatan dan
persaudaraan. Sebab suksesnya
hidup dan kebahagian hati tidak
lepas dari dukungan sahabat kita.
Sesungguhnya puncak keberhasilan
bukan karena semata-mata jerih
payah kita sendiri akan tetapi
adanya dukungan orang-orang yang
ada didekat kita.
Oleh karena itu islam mengajarkan
begitu pentingnya persahabatan dan
persaudaraan. Kita dianjurkan
menjalin silaturahmi dan menebar
salam. Ini sebagai bukti bahwa islam
tidak boleh mengabaikan hubungan
dalam sosial. Rasululah bersabda,
"Persahabatan dua orang yang
bersaudara ibarat dua buah tangan
yang satu mencuci yang lainnya.
Pada setiap persahabatan dua
mukmin, Allah memberikan
kebaikkan kepada keduanya."
Bagaimanapun, menjalin
persahabatan dan mejalin
silahturahmi adalah merupakan hal
yang utama dalam hidup ini. Sukses
kita karena dukungan orang-orang
yang ada didekat kita, dukungan
sahabat-sahabat, saudara-saudara
dan orang lain.
Persahabatan hendaknya dijalin
dengan niat yang tulus. Jangan
menjalin persahabatan karena ingin
mengambil keuntungan darinya.
Justru yang kita dapat bukan
keuntungan malahan perpisahan
yang menyakitkan. Jika kita jalin
tanpa pamrih akan mendatangkan
keuntungan dan kebahagian. Dia
merasa beruntung karena bersahaat
dengan kita, dan kita pun merasakan
hal yang sama.
Untuk bisa menjalin persahabatan
kita memerlukan akhlak yang mulia,
saling menghargai, memberikan
masukkan, memberikan pertolongan
baik diminta atau tidak, saling
menyayangi dengan tulus.
Interaksi sosial dalam menjalin
persahabatan yang tulus saling
menyayangi dan mencintai sangat
disukai Allah. Sedangkan perpecahan
sangat dibenci olehNya. Allah
berfirman, "Dan berpegang teguhlah
kalian dijalan Allah dan jangan
bercerai-berai."
Dalam menjalin persahabatan
hendaklah berhati-hati dalam
memilih. Tidak semua orang dapat
kita jadikan sahabat. Rasululah
bersabda, "Seseorang akan mengikuti
agama sahabatnya, karena itu,
hendaklah kalian berhati-hati dalam
memilih sahabat."
Orang yang kita pilih menjadi
sahabat hendaknya memiliki budi
pekerti dan karakter yang
bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Manfaat didunia misalnya saling
menolong apa yang dia butuhkan,
saling membantu dalam usaha
(bisnis), atau sekedar persahabatan
yang baik. Manfaat untuk akhirat
misalnya, mendapat ilmu yang
bermanfaat, menjadi motivasi dalam
beribadah kepada Allah, dan
memperingatkan dan menghibur
ketika sedang sedih atau tertimpa
musibah. Ulama salaf berkata,
"Perbanyaklah menjalin
persahabatan dengan orang
mukmin. Sebab orang mukmin
memberi syafaat (pertolongan) dan
kita mungkin mendapat syafaat dari
salah satu sahabat kita." Allah
berfirman, "Dan Dia memperkenankan doa orang-orang mukmin serta mengerjakan amal
shaleh dan menambah pahala
kepada mereka dengan
karuniaNya." Yang dimaksud karunianya disini adalah hak memberikan syafaat (pertolongan) kepada sahabat mereka, sehingga mereka dapat membawa sahabatnya kedalam sorga.
Ada beberapa syarat untuk bisa
menjalin persabatan:
1. Hendaknya sahaba itu menpunyai akal sehat.
Akal sehat syarat yang paling utama dalam menjalinpersahabatan. Jika kita menjalin persahabatan dengan orang dungu atau bodoh tidak mendatangkan manfaat sama sekali malah menyesatkan. Misalnya kita melakukan perbuatan yang buruk atau mengambil keputusan yang ceroboh, sahabat kita menbiarkan saja tanpa peduli sama sekali dan tak tau cara memberi nasehat. Oleh karena itu Ali bin Abu Thalib ra. Berkata, "Jangan mengakrabi sahabat yang bodoh. Jauhilah dia dan dia pun akan menjauhimu. Betapa banyak orang bodoh yang menyakiti orang yang berbudi dalam persahabatannya. Seseorang dipandang dari sahabatnya, bagaimana dia menjalani kehidupannya. Kedekatan sesuatu dengan sesuatu dapat dijadikan
timbangan kemiripan keduanya.
Sebuah qalbu yang dekat dengan
qalbu yang lain merupakan petunjuk
tatkala mereka jumpa."
Sahabat yang dungu atau bodoh bisa mencelakakan kita. Ibarat kita tenggelam dalam air bagaimana mungkin orang yang tidak pandai berenang bisa menolong kita bisa-bisa ikut tenggelam bersama-sama. Oleh karenanya ada seorang penyair berkata, "Aku merasa lebih aman memiliki musuh yang berakal daripada sahabat yang tidak berbudi.
Akal adalah sebuah seni mengetahui
dan lalu mencermati, sementara kegilaan memiliki terlalu banyak seni." Berakal artinya seseorang yang
mempunyai kemampuan memahami
sesuatu dengan apa adanya, baik
terhadap dirinya sendiri maupun penjelasan orang lain.
2. Menjalin persabatan dengan
orang budi pekerti yang luhur.
Betapa banyak orang yang pandai
tapi tidak mempunya etika budi
pekerti yang luhur. Ibarat dia seperti
kancil dan b uaya yang akan
mencelakakan kita. Tidak sedikit
orang yang pandai tapi mata hatinya
buta sehingga dia menjadi kikir, rakus, pengecut dan munafik.
3. Hendaknya jangan menjalin
persahabatan dengan orang fasik.
Sahabat yang fasik akan menenggelamkan kita dalam
kefasikkannya, tidak ada kebaikkan
yang tersembunyi didalam
persahabatannya. Hendaklah takut
kepada Allah dalam melakukan dosa
besar. Persahabatan dengan orang fasik sangat membahayakan kita bisa
membawa kita menjadi orang fasik.
4. Hendaknya tidak menjalin persahabatan dengan orang yang berprilaku buruk.
Bila kita bersahabat dengan orang berprilaku buruk akan berdampak buruk pula bagi kita. Umar bin Khatab ra. Berkata, "Bergaulah dengan sahabat-sahabatmu yang jujur. Hiduplah dalam naungan mereka. Mereka adalah hiasan
disaat bahagia dan bekal disaat
sengsara. Berbuat baiklah dalam
segala urusan sahabatmu. Jauhilah
musuhmu!! Waspadalah terhadap
seluruh sahabatmu kecuali yang
dapat dipercaya, dan tiada yang
dapat dipercaya selain orang yang
takut kepada Allah. Jangan jadikan
orang yang keji sebagai karibmu
sehingga kamu belajar dari kekejiannya !! Jangan beberkan rahasiamu kepada sahabatmu kecuali yang dipercaya Bermusyawarahlah dengan orang
yang takut kepada Allah."
Dalam sebuah riwayat, Al-Qamah
ath-Tharidi menjelang wafat pernah berwasiat kepada putranya, "Wahai anakku, jika engkau ingin menjalin persahabatan, carilah orang yang jika kamu membantunya, dia menjagamu, jika kamu perlu bantuan, dia akan membantumu. Carilah seorang sahabat jika kamu mengulurkan tangan berisi
kebaikkan, ia juga mengulurkan tangan berisi kebaikkan pula, bila melihat kebaikkanmu, dia memperhitungkannya, dan bila dia melihat keburukkanmu, dia
menutupinya. Akrabilah sahabat
yang jika kamu meminta, dia
memberi, bila kamu diam, dia
memulai dan bila kamu tertimpa
musibah, dia tidak segan-segan
memberikan bantuan. Carilah
sahabat yang membenarkan
ucapanmu ketika kamu berbicara
dan mendahulukan pertimbanganmu
ketika kalian berselisih pendapat."
Beberapa kewajiban dalam menjalin
persahabatan:
1. Memberikan bantuan secara
materi.
Dua orang yang bersahabat
diibaratkan dua tangan bukan dua
kaki. Sebab tangan kanan dan kiri
saling menolong untuk satu tujuan.
Begitu juga dua orang sahabat, meski
dua orang tapi bagaikan satu orang.
Jalinan persahabatan menjadi
kompak manakala adanya
kebersamaan. Sama-sama
merasakan suka dan duka.
Tingkat paling rendah dalam
menjalin persahabatan adalah
menolong dia dengan sebatas
kemampuan kita. Misalnya, suatu
ketika dia membutuhkan bantuan,
kita membantunya bila mampu
asalkan tidak melampaui keperluan
kita. Sikap yang baik adalah terlebih
dahulu kita membantu sebelum ia
menyatakan keperluannya. Artinya,
kita memberi sebelum ia meminta.
Tingkat tertinggi dalam menjalin
persahabatan adalah menempatkan
sahabat kita dengan kedudukkan
yang sama dengan diri kita. Kita
merasa puas jika dia memanfaatkan
sesuatu yang kita miliki, misalnya
materi (harta benda) kita.
Persahabatan yang lebih tinggi dari
itu adalah mengutamakan sahabat
daripada diri kita sendiri. Kita
mendahulukan kepentingannya
daripada kepentingan kita sendiri.
Persahabatan paling tinggi ini
membutuhkan pengorbanan diri
terhadap sahabat.
2. Memberikan pertolongan dalam
memenuhi kebutuhannya.
Pertolongan atau bantuan itu kita
berikan tanpa harus diminta terlebih
dahulu. Hendaknya memberikan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan
sahabat dilakukan dengan hati
senang, riang gembira juga
menampakkan sikap syukur. Apabila
sahabatmu meminta memenuhi
kebutuhannya dan kamu tidak
melakukannya, ingatlah dia bisa
melupakanmu. Jika tidak
melakukannya, maka ucapkanlah,
"Allahuakbar, dan bacakanlah ayat
al-An'am 36."
Kelembutan hati dapat diukur
dengan kepeduliannya terhadap
sahabatnya. Kepedulian itu tidak
hanya sebatas memberikan materi,
bisa juga dengan nasehat dan urusan
lainnya. Rasululah bersabda,
"Sesungguhnya Allah mempunyai
kapal-kapal dibumiNya, yaitu hati
kita. Kapal yang paling berharga
bagi Allah adalah kapal paling
bersih, paling kuat, dan paling
lembut, yaitu paling bersih dari dosa,
paling kuat dalam keyakinan, paling
lembut kepada sahabatnya."
Sahabat sejati adalah orang yang
tidak egois, iklas menolong
sahabatnya. Keperluan kita
hendaknya seperti keperluan sahabat
kita. Jangan tunggu dia meminta
atau memohon. Bila kita iklas
melakukannya maka dia
memperlakukan kita hal sama. Dia
tidak pernah segan menasehati kita
jika kita berbuat salah. Bahkan dia
sangat marah jika kita bertindak
bodoh. Al-Hasan berkata, "Sahabat
lebih utama daripada kerabat dan
anak kita. Kerabat mengingatkan
kita kepada dunia, sedangkan
sahabat memperingatkan kita kepada
akhirat. Jika seseorang membantu
sahabatnya hingga batas akhir
kemampuannya, pada hari kiamat
Allah akan mengirimkan malaikat-
malaikat dari bawah singasanaNya
untuk mengiringi ke Surga Firdaus."
Persahabatan memang perlu
perhatian. Jika kita merasa rindu ia
berusaha untuk bertemu. Apabila
lama tidak terdengar kabar, ia
berusaha untuk mengetahui
keadaannya. Rasululah bersabda,
"Ketika seseorang mengunjungi
sahabatnya karena rindu untuk
bertemu, malaikat berseru
dibelakangnya, "Engkau telah
berbuat benar dan engkau
mendapatkan kebaikkan didalam
taman surga." Ibnu Atha'ilah
berkata, "Carilah sahabat-sahabatmu
pada tiga keadaan, bila mereka sakit,
jenguklah, jika mereka sibuk,
bantulah, jika mereka lupa,
ingatkanlah."
3. Menjaga lisan.
Dalam menjalin persahabatan
kadang kita harus diam, dan
berbicara. Lisan kadang-kadang
begitu menyenangkan dan
menyakitkan. Kalau tidak hati bisa
jadi racun yang mematikan tidak
sedikit persahabatan jadi putus
karena lisan.
Diam yang maksud adalah kita tidak
boleh menyebut-nyebut dan
membuka kesalahan sahabat didepan
orang banyak. Jika orang lain
menyalahkan sahabat kita, sebaiknya
berpura-pura tidak mendengar. Jika
ada yang menanyakan keburukkan
sahabat kita, sebaiknya kita pura-
pura tidak tahu.
Bila sahabat sedang berbicara,
hendaknya kita tidak menyangkal
atau berselisih. Kita juga tidak perlu
ikut campur urusan pribadinya. Kita
dituntut untuk menjaga amanah.
Misalnya ia bercerita tentang sebuah
rahasia yang tidak boleh diketahui
siapapun, makanya kita tidak boleh
membicarakanya keorang lain.
Namun jika ada orang yang memuji
sahabat kita sebaiknya kita ikut
memujinya. Jangan
menyembunyikan pujian karena
sama saja kita iri hati kalau kita
menyembunyikanya. Oleh karena
itulah banyak sahabat yang iri hati.
4. Menggunakan lisan berbicara
yang wajar.
Gunakan lisan untuk menyatakan
kasih sayang dan menanyakan
kabarnya dengan ramah. Ketika
sahabat dilanda musibah, sebaiknya
kita menanyakan dan menyatakan
keprihatinan. Tampakkan
kepadanya bahwa kita tidak suka
terhadap penderitaan yang
dialaminya. Sebab persahabatan
yang baik adanya kebersamaan
dalam suka maupun duka. Rasululah
bersabda, "Bila seseorang
diantaramu menyintai sahabatnya,
beritahulah hal itu kepadanya."
Apabila sahabat kita tahu bahwa kita
menyintai dan peduli kepadanya,
maka dia pasti menyintai kita. Dan
jika kita tahu kalau dia menyintai
kita maka cinta kita semakin
bertambah.
Lisan merupakan sarana untuk
menyatakan perasaan.
Manfaatkanlah untuk
menyenangkan sahabat kita.
Misalnya kita menyebut nama
kesayangannya, baik dihadapannya
maupun dihadapan orang lain. Umar
ra. Berkata, "Ada tiga cara untuk
menyatakan cinta persahabatan
yang tulus, yaitu berilah sambutan
hangat saat jumpa, buatlah hatinya
senang dan panggilah nama
kesayangannya."Lisan juga bisa
dipakai untuk memuji sahabat,
terutama sifat-sifatnya yang baik.
Pujian salah satu cara yang paling
efekif untuk menarik kasih sayang.
Sahabat akan senang bila mendapat
pujian. Tetapi ada satu hal yang
harus diingat berilah pujian dengan
hati yang tulus dan ikhlas. Jangan
memuji dengan cara munafik,
melebih-lebihkan dan berbohong
hanya sebagai pemanis bibir.
Imam Gazhali berkata, "tindakkan
yang lebih kuat untuk menarik kasih
sayang sahabat adalah membelanya
saat kehormatannya dihina oleh
orang lain. Persahabatan
membttuhkan kepedulian ketika ada
orang lain menjelek-jelekkan dan
mengunjingnya, kita harus tampil
untuk meluruskan apabila yang
mereka gunjingkan tidak sesuai.
Sungguh sebuah pengkianatan bila
membiarkan kehormatannya
dikoyak-koyak sama artinya tubuh
dicabik-cabik. Betapa kejinya
seorang sahabat yang melihat kita
diserang anjing ganas dan
menyobek-nyobek tubuh kita, namun
ia hanya diam terpaku dan sama
sekali tergerak untuk menolong.
Padahal terkoyaknya kehormatan
lebih berat daripada tubuh yang
tercabik taring anjing."
Membiarkan sahabat dihina orang
dan dicaci maki sama halnya kita
memakan bangkainya. Sukakah kita
memakan bangkai tentu saja kita
tidak suka makan bangkai.
Hendaknya lisan juga digunakan
untuk memberikan nasehat dan
mengajarkan ilmu pengetahuan yang
dia punya kepada sahabatnya.
Misalnya jika kita kaya ilmu
pengetahuan jangan segan-segan
mengajarinya kalau emang dia
membutuhkannya. Kalau kita sudah
mengajarkan dan melatihnya tetapi
belum juga bisa hendaklah kita
menasehati dengan baik. Dengan
demikian antara kita dan dia
bagaikan benda dan bayang-bayang.
As-Syafi'i berkata, "Menegur sahabatmu dalam keadaan sendiri berarti menasehati dan
memperbaikinya. Sedangkan
menegurnya didepan umum berarti
mencemarkan dan mempermalukannya."
5. Memaafkan kesalahan dan kekurangannya.
Setiap kita sebagai makhluk Tuhan
pasti punya kekurangan dan
kesalahan. Mungkin saja sahabat kita
mempunyai kekurangan dan
kelalaian baik dalam agamanya
maupun kewajibannya.
Jika sahabat memiliki kekurangan
dalam agamanya, sering melakukan
maksiat dan pelanggarang, maka kita
tidak boleh membiarkannya. Kita
mempunyai kewajiban untuk
menasehati dan meluruskannya
dengan niat ikhlas mengembalikan
dia kejalan yang benar.
Apabila sahabatmu tetap membandel
tidak berubah setelah diberi
peringatan maka jauhilah dia
bagaimana bisa kamu mengasihinya.
Adakala sahabat itu ada yang
bengkok dan adakala ada yang
lurus. Dan jangan pula menceritakan
kesalahannya ke orang lain.
6. Mendoakan sahabat baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
Sesungguhnya doa kita kepada
sahabat adalah doa untuk kita
sendiri. Rasululah berkata, "jika seseorang berdoa untuk sahabatnya
secara diam-diam, malaikat berkata,
"Hal yang sama bagimu."
7. Adanya kesetiaan dan ketulusan.
Kesetiaan adalah keteguhan hati kita
menyintai dan mengasihi sahabat
kita sampai mati. Hal ini semata-
mata cinta kasih untuk kehidupan
akhirat. Rasululah berkata,
"Diantara tujuh orang yang Allah
berikan naungan diakhirat nanti
adalah orang yang menyintai dan
mengasihi sahabatnya baik bertemu
maupun berpisah." Dalam cinta yang
tulus tidak terbatas menyintai
seseorang yang bersangkutan akan
tetapi menyintai miliknya,
menyintai sahabat-sahabatnya,
menyintai apa yang dicintainya.
Dalam menjalin persahabatan
kesetiaan itu perlu dipertahankan.
Kesetiaan dua sahabat membuat
setan cemburu. Jika diantara mereka
terjadi perpisahan, setan pun
senang. Oleh sebab itu hendaknya
menjalin persahabatan dengan
harmonis penuh kasih sayang, setia,
saling bantu membantu, dan saling
menasehati dalam kebaikkan.
7. Dalam persahabatan yang canggung.
Jangan membuat sahabat kita merasa
cagung dan tidak nyaman. Sebaik
kita buat dia merasa senang dan
nyaman bersama kita dikala dia
bersedih. Jangan pula kita berkata
agar ia juga ikut menanggung dan
merasakan kesedihan kita. Seringkali
seorang sahabat curhat dan
sahabatnya juga turut merasakan
kesedihannya. Padahal sahabat
sejati, jika mendengar kita mengeluh
sedih, ia sendiri justru semakin sedih.
Jangan menuntut sahabat kita ikut
merasakan permasalahan kita. Bila
kita menuntut sahabat-sahabat kita
yang tidak mereka tuntut maka
membuat suatu hal yang
menyakitkan.Bila kita menuntut dari
mereka hal yang sama dengan
mereka tuntut maka akan membuat
hal yang membosankan. Bila kita
tidak menuntut apa-apa dari mereka
maka kita dianggap dermawan.
Al-Junaid berkata, "Jika dua sahabat
menjalin persahabatan karena Allah
dan salah seorang merasa cagung
dan tidak nyaman atau malu kepada
yang lain, pasti ada yang salah pada
salah satunya." persahabatan yang
sejati hendaknya terjalin dengan
wajar dalam setiap pertemuan.
Masing-masing tidak segan atau
canggung menyampaikan
pendapatnya.
Demikian jalinan persahabatan yang
bisa bermanfaat bagi siapa saja baik
pebisnis, politikus, seorang guru, dan
masyarakat awam bila diterapkan
dengan iklas akan bisa mencapai
keberhasilan.Sebagai makhluk sosial
kita tidak terlepas dari bantuan
oranglain. Oleh sebab itulah kita
membutuhkan seorang sahabat agar
bisa mencapai keberhasilan dan
kebahagian.
Kesimpulan:
Dalam menjalin persahabatan kita
memerlukan beberapa syarat dan
kewajiban agar persahabatan
terjalin dengan baik.
Syarat-syarat dalam menjalin
persahabatan:
1. Hendaknya menjalin
persahabatan karena akal sehatnya.
2. Hendaknya tidak menjalin
persahabatan dengan orang fasik.
3. Hendaknya menjalin
persahabatan dengan orang yang
berbudi luhur.
4. Hendaknya jangan menjalin
persahabatan dengan orang prilaku
buruk.
Kewajiban dalam menjalin persahabatan:
1. Membantu sahabat dengan materi.
2. Memberikan pertolongan apa yang dia butuhkan.
3. Menggunakan lisan untuk menesahatinya.
4.menggunakan lisan untuk bicara yang wajar.
5. Memaafkan kesalahan dan
kekurangannya.
6. Mendoakannya baik masih hidup
maupun yang sudah mati.
7. Menjalin persahabatan dengan
kesetiaan dan ketulusan.
8. Berusaha menghilangkan rasa
canggung dan tidak nyaman.
Demikianlah uraian artikel tentang tema persahabatan semoga bermanfaat untuk kita semua. Siapapun kita pasti butuh seorang sahabat, baik dia seorang pebisnis, penulis, politikus, seorang guru, dan masyarakat awam, bila menjalin persahabatan dengan hati ikhlas dan tulus maka semua yang kita inginkan akan berjalan dengan baik.
Memohon atas kekurangan
penulisannya, pepatah mengatakan,
"Tak ada gading yang tak retak, tak
ada segala sesuatu yang sempurna.
Ditulis oleh : ShanisaMukherji dalam kontes persahabatan mwb di kurame blog
wassalammualaikum.
No comments:
Post a Comment
Jangan hanya blogwalking saja ya akhy dan ukhty, tapi tnggalkanlah jejak dengan berkomentar, agar saya bisa berkunjung balik